Pertashop di Wajo Tutup Total, Warga Lebih Pilih Pertamini: Cepat dan Terjangkau

Penulis: M. Jabal Qubais
Editor: Ansar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi Pertamina Shop (Pertashop) di Desa Mario (kiri) dan Desa Waetuwo (kanan) Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan 

TRIBUNWAJO.COM, SENGKANG - Kondisi Pertamina Shop (Pertashop) di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel) tutup total.

Seperti Pertashop di Desa Waetuwo dan Desa Mario, Kecamatan Tanasitolo.

Pantauan Tribun-Timur.com, kedua Pertashop tersebut seperti mati suri.

Begitupun dengan kondisi bangunan yang perlahan mengalami kerusakan.

Bahkan, tembok bangunan tampak berlumut.

Toni, warga sekitar menyebut sudah hampir setahun Pertahsop di daerah ini (Desa Mario) tak beroperasi.

"Kurang lebih satu tahun tidak beroperasi pak," ujarnya kepada Tribun-Timur.com, Kamis (28/12/23).

Pertashop sendiri merupakan SPBU mini yang bekerja sama dengan Pertamina. 

Namun Pertashop hanya menjual BBM non subsidi, LPG non subsidi, hingga produk ritel Pertamina lainnya.

Pertashop kalah Saing

Dewasa ini, Pertashop kalah bersaing dengan pengecer BBM yang ada di pinggir jalan.

Pertamini dapat ditemukan hampir di seluruh kios-kios, salah satunya Jl Pahlawan, Sengkang.

Opik, warga Lapongkoda mengaku keberadaan Pertamini sangat membantu warga untuk mengisi BBM.

"Bagusnya Pertamini kita tidak antre dan lebih mudah dijangkau," ujarnya kepada Tribun-Timur.com, Selasa (14/11/2023).

Tidak hanya itu, ia mengaku lebih dominan mengisi BBM kendaraan di Pertamini daripada Pertamina.

"Kalau saya pribadi lebih nyaman Pertamini. Meski harganya beda Rp2 ribu tapi tidak masalah karena lebih cepat dan mengefisiensikan waktu kita," tuturnya.

Warga sengkang lainnya, Verna justru tidak tertarik mengisi BBM di Pertamini.

"Beda jauh kalau mengisi di Pertamina. Memang kita antri tapi merasa puas dan kantong tidak terkuras," ucap Verna.

Sementara, pemilik kios sekaligus Pertamini, Aswar mengaku keuntungan menjual BBM eceran Pertamini tidak seberapa.

"Yah, paling untung seribu lima ratus. Itupun pengambilan kita terbatas," kata Aswar.

Dalam sehari, Aswar menjual kurang lebih 20 liter khusus BBM Jenis Pertalite.

"Kalau di sini adanya pertalite saja, tidak berani ambil Pertamax karena kurang yang pakai," lanjutnya.

Dijelaskan, BBM yang diambil di Pertamina untuk dijual kembali menggunakan motor Scorpio.

"Saya tidak pakai jeriken, hanya bawa motor scorpio yang bisa memuat 10 sampai 15 liter," jelasnya.

Meski demikian, ia berharap agar kiranya pasokan BBM di Kabupaten Wajo tetap stabil.

"Kemarin-kemarin sempat kosong pertalite di beberapa Pertamina tapi sekarang saya liat sudah aman lagi. Saya harap bisa terus stabil seperti ini," kata dia. (*)

Berita Terkini