Pergantian tahun hanya menghantarkan kita pada capaian-capaian baru kita, apakah sudah baik dalam pandangan Allah atau belum. Tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya atau esok lebih baik dari kemarin.
“Karena itu saran saya kita bertobat kepada Allah SWT. Kita harus memiliki nilai-nilai dan visi kebaikan yang beda dari sebelumnya. Jika ada yang mengatakan tahun baru, tolong mulai tahun ini tinggalkan yang tidak bermanfaat,” tegas Adi Hidayat.
Dia berucap bangsa kita butuh perubahan. Bangsa kita butuh dorongan-dorongan semangat kebaikan.
Dia mengajak stake holder pemerintahan, pemimpin, pejabat dan sebagainya daripada membuang-buang uang pada acara tidak penting, lebih baik membantu negeri kita untuk berkembang lebih baik.
Adi Hidayat juga menambahkan kita menyadari bangsa ini masih banyak kekurangannya.
Ada yang masih lapar, sekolah-sekolah juga fasilitas masih ada yang belum terbangun. Daripada digunakan untuk hal-hal yang tidak penting, kenapa kita tidak arahkan dan bersinergi dengan masyarakat mendapatkan nilai kebaikan itu.
“Mari kita dorong dengan doa dan kita tampikan kebaikan-kebaikan yang insya allah akan memberi manfaat untuk semua yang insya allah akan merubah diri kita selaku muslim dengan cara mengembalikan kehidupan dan pribadi kita pada tutunan Al-Quran dan sunnah Rasulullah SAW,” ucap Adi Hidayat menghimbau.
Allah Swt juga telah berjanji dalam surat Al-araf ayat 96.
“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat kami), maka kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.”
Jika seluruh penduduk negeri beriman dan meningkatkan ketakwaan, Allah pastikan akan membuka pintu keberkahan.
Dari langit ataupun bumi. Bumi kita akan diberkahi dari Sabang sampai Merauke.
Ustadz Abdul Somad
Dalam ceramahnya, Ustadz Abdul Somad menjelaskan jika tahun baru masehi memiliki sejarah panjang dalam proses penetapannya hingga kini dipakai di seluruh dunia,
Ustadz Abdul Somad mengingatkan terdapat sejumlah ritual-ritual yang dilarang dalam Islam atau dilakukan orang non muslim.
UAS, sapaan akrabnya, menceritakan sejarah kalender masehi yang hingga kini turut digunakan sebagai penanggalan di Indonesia.