Harga Cabai Rawit di Bulukumba Tembus Rp70 Ribu per Kilogram, Ini Solusi Ditawarkan Dinas Pertanian

Penulis: Samsul Bahri
Editor: Saldy Irawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pedagang cabai di Pasar Cekkeng Bulukumba

TRIBUN-TIMUR.COM - Harga cabai rawit di Kabupaten Bulukumba telah mencapai Rp 70 ribu per kilogram pada hari ini.

Kenaikan harga bumbu dapur ini telah mendapat tanggapan dari pihak Dinas Pertanian Bulukumba.

Mereka melihat bahwa kenaikan harga cabai dapat memberikan dampak positif pada pendapatan para petani cabai di Bulukumba.

"Kenaikan harga ini sebenarnya memberikan dampak positif bagi masyarakat yang berkecimpung dalam usaha tanaman cabai," kata Kepala Dinas Pertanian Bulukumba, Tayyeb Mangkasi.

Tayyeb juga memberikan solusi dengan mengajak masyarakat untuk menanam cabai di pekarangan rumah mereka.

"Kami juga mendorong gerakan penanaman mandiri, terutama karena saat ini telah ada himbauan kepada para ASN untuk mulai menanam cabai," tambah Tayyeb.

Kenaikan harga cabai disebabkan oleh berkurangnya pasokan dari para petani, yang pada gilirannya dipengaruhi oleh kondisi kemarau.

Tanaman cabai banyak yang mati akibat kekurangan air, seperti yang dialami petani cabai di Kecamatan Ujung Bulu.

"Tanaman cabai kami mengering karena kemarau," kata Yusman, seorang petani cabai di Ujung Bulu.

Situasi serupa juga dialami oleh sejumlah petani cabai di beberapa kecamatan di Bulukumba.

Masyarakat, termasuk ibu-ibu rumah tangga dan pengusaha warung makan di Bulukumba, turut merasakan dampaknya.

"Kami berharap pemerintah dapat mengatasi kenaikan harga ini," ujar salah seorang ibu rumah tangga di Jl Yos Sudarso Bulukumba, Ceny.

Selain harga cabai yang terus naik di Bulukumba, harga beras juga mengalami kenaikan, dengan mencapai kisaran Rp 13 ribu hingga Rp 14 ribu per kilogram.(*)

Berita Terkini