Profesor UMI Adu Mulut
Viral Profesor di UMI Adu Mulut dan Teriak-teriak dalam Rapat, Prof Zakir: Tolong Ajari Kami Etika
Viral di TikTok dan grup WhatsApp video profesor dan sekaligus anggota Senat Universitas Muslim Indonesia atau UMI terlibat keributan saat rapat senat
TRIBUN-TIMUR.COM - Viral di TikTok dan grup WhatsApp video profesor dan sekaligus anggota Senat Universitas Muslim Indonesia atau UMI terlibat keributan saat rapat senat akademik membahas pemberhentian tetap Prof Basri Modding sebagai Rektor UMI periode 2022-2026.
Keributan dipicu terkait silang pendapat dalam pengambilan keputusan soal pemberhentian Prof Basri Modding.
Rapat tersebut berlangsung lantai 6 Menara UMI, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Sulsel, Sabtu (28/10/2023) siang.
Rapat dipimpin Ketua Senat UMI sekaligus Plt Rektor UMI, Prof Sufirman Rahman.
Hadir Ketua Pengurus Yayasan Wakaf UMI, Prof Masrurah Mokhtar.
Saat keributan terjadi, anggota senat berteriak-teriak sehingga situasi tak terkendali.
Baca juga: Prof Basri Modding Diberhentikan, UMI Segera Pilih Rektor Baru
Salah anggota Senat UMI sekaligus mantan Dekan Fakultas Teknologi Industri (FTI) UMI, Prof Zakir Sabara H Wata kemudian mencoba menenangkan forum.
"Sedih rasanya, Pak Rektor, sebagai yang paling muda di sini sedih rasanya kita menyandang guru besar dan anggota senat tapi melakukan forum yang saling berteriak-teriak, sedih rasanya," kata Zakir Sabara.
Dia kemudian mencoba menegur salah satu dekan sekaligus anggota senat yang teriak-teriak dalam rapat tersebut, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMI Prof Mursalim Laekkeng.
"Tabe, Pak Dekan, Bapak adalah representasi senat dari fakultas, bukan mewakili pribadi, tolong ajari kami etika tidak berteriak-teriak dalam forum. Bapak WR III juga (Nasrullah Arsyad)," katanya memulai lebih lanjut.
Baca juga: UMI Menyambut Rektor Baru
Salah seorang anggota senat kemudian membela diri.
"Ada yang memulai, Pak," ujarnya membela diri kepada Zakir Sabara.
Zakir Sabara kemudian mencoba mengetuk lagi hati anggota senat agar tak adu mulut dalam rapat.
"Sedih rasanya, katanya kampus Universitas Muslim Indonesia. Menjaga ukhuwah, boleh berbeda pandangan. Apa yang terjadi pada hari ini, itu buah dari selalu memaksakan aklamasi dari beberapa tahun lalu karena kita tidak mau bertukar pikiran. Kita tidak mengaggap orang yang berbeda, buka orang yang berpikir. Dengan fakta yang disajikan tadi, tidak ada yang tidak setuju karena mau melihat UMI baik," ujar Zakir Sabara.
Baca juga: Prof Basri Modding Diberhentikan, Profesor Muda Berpeluang Jadi Rektor UMI
"Ini bukan soal kalah menang, melihat fakta tadi. Itu baru sebagian kecil terjadi di UMI, itu baru 4 item. Belum tentu saya yang pernah menjadi dekan tidak pernah melakukan hal itu. Belum tentu bapak-bapak yang menjabat sekarang tidak melakukan itu. Ajari kami yang muda berpikir sehat untuk UMI ke depan. Bukan soal kekuasaan, bukan soal jabatan, bukan soal materi," ujarnya dari barisan belakang kursi peserta rapat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.