TRIBUNSINJAI.COM, SINJAI SELATAN- Musim kemarau di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan dimanfaatkan warga mendulang rupiah.
Salah satunya adalah warga Dusun Bulujampi, Desa Gareccing, Kecamatan Sinjai Selatan bernama Amiruddin.
Ia memanfaatkan musim kemarau ini jadi sumber pendapatan.
Amiruddin memperoleh rupiah dari usaha air bersih.
Sejak musim kemarau di daerah itu, ia membuka usaha jualan air bersih untuk kebutuhan warga.
Satu tandon isi 1.500 liter. Ia jual ke masyarakat sebesar 50 ribu untuk di dalam desa mereka.
Sedang untuk luar Desa Gareccing, mereka jual Rp 70 ribu per tandon.
Dalam sehari, Amiruddin melayani konsumen tiga hingga empat tandon.
"Sejak kemarau ini permintaan air meningkat. Ini juga saling membantu di tengah kemarau," kata Amiruddin, Jumat (20/10/2023).
Umumnya masyarakat yang terdampak kekeringan di Sinjai karena sumur meraka sudah kering di tengah kemarau panjang.
Tak hanya air untuk kebutuhan rumah tangga warga sedang habis.
Tetapi sumber air untuk ternak sapi dan kambing warga juga kering.
Tak ada pilihan lain harus mengambil air ke sungai bagi warga yang dekat rumahnya dari sungai.
Sedang untuk warga yang jauh dari sungai maka tak ada pilihan lain yakni membeli air.
Selain kebutuhan air bersih, ternak juga Amiruddin melayani permintaan dari pekerja proyek di Sinjai.
Tak hanya Amiruddin, tapi juga sejumlah pengusaha air di sejumlah daerah di Sinjai.
Di Bulupoddo harga air per tandon Rp 70 ribu rupiah.
Jaringan PDAM di Sinjai belum mampu menjangkau semua desa di Sinjai.
Laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Alam Daerah (BPBD) Sinjai menyebut ada 36 desa yang terdampak kekeringan air bersih. (*/)