Sebaliknya, koalisi pengusung Prabowo justru memiliki keputusan lebih kuat.
Terpisah, pengamat politik yang juga founder lembaga Gogo Bangun Negeri (GBN) Emrus Sihombing mengatakan, pasangan capres-cawapres memang bisa mendaftarkan diri ke KPU pada awal atau akhir jadwal pendaftaran.
Namun, kondisi Prabowo yang belum mengumumkan pasangannya dan belum mendaftar ke KPU berisiko bagi persepsi dirinya di mata publik.
"Paslon yang mendaftar langsung pada hari pertama menunjukkan kesiapan, ada kesepakatan, dan kompromi politik antarpartai pengusung dan kelompok kepentingan," jelasnya kepada Kompas.com, Kamis (19/10/2023).
Menurutnya, publik tentu akan berpersepsi positif terhadap pasangan capres-cawapres yang sudah mendaftarkan diri pada hari pertama daripada pasangan yang belum sepakat.
Publik menilai pasangan yang mendaftarkan diri lebih awal menunjukkan inisiatif, kesiapan, punya perencanaan teratur, dan ada kesepakatan antarpartai pengusung.
Sebaliknya, pasangan yang mendaftarkan diri ke KPU pada hari kedua atau bahkan hari terakhir akan dianggap publik belum siap dari segi administrasi maupun belum memiliki kesepakatan di antara partai politik.
"Saya menyarankan agar secepatnya diambil keputusan itu sehingga ketiga pasangan mendaftar pada hari pertama. Putuskanlah, berkompromilah, jangan terlalu memaksakan kehendak," ujar Emrus.
Dia mengungkapkan, potensi persepsi buruk dari publik kepada pasangan yang belum mendaftarkan diri bisa memengaruhi elektabilitas pada Pemilu 2024.
Namun, ada hal-hal lain yang akan memengaruhi keterpilihan mereka. Contohnya, memiliki program yang bagus atau sosok yang ditawarkan berkualitas.
"Kalau boleh tiga-tiganya langsung daftar pada hari pertama, menunjukkan mereka serius dan siap. Persepsi publik akan beda kalau ada pasangan mendaftar pada hari terakhir," ujar Emrus.(tribun timur/kompas.com)