TRIBUN-TIMUR.COM Warga Manimpahoi, Desa Saotengah, Kecamatan Sinjai Tengah, Sulawesi Selatan, mengungkapkan rasa kecewa terhadap proses penambalan jalan provinsi di daerah mereka.
Meskipun mereka mengapresiasi upaya Pemprov Sulsel dalam memperbaiki jalan yang berlubang, warga setempat menilai pekerjaan tersebut tidak dilakukan dengan baik.
Sirman, seorang tokoh masyarakat setempat, menyampaikan pendapatnya pada Selasa (26/9/2023).
Dia mengatakan, "Pertama, kami ucapkan terima kasih kepada pihak Pemprov Sulsel yang sudah memiliki kepedulian terhadap jalan kami. Tapi yang kami sayangkan adalah bahwa jalan yang ditambal dikerjakan tidak dengan sempurna." Sirman berharap agar pekerjaan penambalan jalan dapat dilakukan dengan baik dan tahan lama.
Dia menyatakan, "Kita tidak mau jalan yang baru ditambal itu kembali rusak tahun depan."
Sebelumnya, warga Manimpahoi melakukan aksi menanam pohon di Jl Poros Sinjai-Malino pada Jumat (14/7).
Mereka menanam pohon pala, pisang, kelapa, dan tanaman keladi di depan Pasar Manimpahoi, Kecamatan Sinjai Tengah sebagai bentuk protes kepada pemerintah.
Aksi tersebut merupakan respons terhadap kerusakan jalan poros Sinjai-Malino yang telah berlangsung selama beberapa tahun.
Warga merasa kesal karena genangan air di atas jalan yang rusak mengakibatkan masuknya air ke toko-toko mereka.
Selain itu, mereka juga kesal karena harus melewati jalan rusak tersebut dalam beberapa tahun terakhir.
Sirman juga mengungkapkan bahwa panjang kerusakan jalan tersebut mencapai lebih dari 20 kilometer dan tersebar di tiga kecamatan, yaitu Tondong, Sinjai Timur, Sinjai Barat, dan Kecamatan Sinjai Tengah.
Jalan ini menghubungkan Kabupaten Sinjai dengan Malino dan Kota Makassar.
Kerusakan jalan ini bukan hanya memengaruhi warga Sinjai tetapi juga beberapa masyarakat dari kabupaten lain yang ingin menuju Malino, seperti Bone, Bulukumba, dan Selayar.