TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Panglima Kodam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam Santoso menyebut, sosok Jenderal M Yusuf sebagai prajurit sejati.
Hal itu diungkapkan Mayjen Totok saat membuka sarasehan Haul Jenderal M Jusuf di aula Masjid Al Markaz, Jl Masjid Raya, Makassar, Jumat (8/9/2023) siang.
"Beliau Jenderal M Yusuf adalah sosok panutan dan teladan khususnya kami di TNI," kata Mayjen TNI Totok Imam Santoso saat membawakan sambutan.
Ditemui seusai membuka acara tahunan itu, Mayjen Totok mengatakan sosok Jenderal M Yusuf adalah prajurit sejati.
Sebab, kata dia, dari empat kriteria prajurit sejati, semuanya ada pada diri mendiang Jenderal M Yusuf.
"Saya sendiri melihatnya, beliau (Jenderal M Yusuf) adalah sosok prajurit TNI yang sejati. Beliau tidak mementingkan diri sendiri dan juga kelompoknya," ujar Totok.
"Jadi beliau sosok jatidiri prajurit TNI. Beliau prajurit rakyat, prajurit profesional, prajurit pejuang dan prajurit nasional," sambungnya.
Lebih lanjut, dijelaskan Totok, sosok Jenderal M Yusuf adalah tokoh peduli terhadap masyarakat dan prajuritnya.
"Jadi dimana pun beliau selalu bertanya, bagaimana kondisi masyarakat dan anggota pun begitu sampai waktu itu terkenal ada susu dari pak Yusuf," ucapnya.
Sosok pejuang dalam diri Jenderal M Yusuf, lanjut Totok adalah selalu melaksanakan tugas pokoknya secara maksimal.
"Sosok pejuang karena beliau tidak pernah macam-macam, tugas pokoknya seperti itu, bagaimana prajuritnya maju, bahagia dan bagaimana masyarakatnya juga bahagia," bebernya
"Beliau pernah menciptakan bank BPD disini, membangun masjid disini (Al Markaz), dan saya baca bahkan pernah membuat (turnamen) sepak bola pertama, bahkan juga menginisiasi pembelian pesawat, sambungnya.
Jenderal M Yusuf disebut sosok prajurit Nasional lanjut Totok, karena sosoknya yang tidak hanya dikenal oleh warga Sulsel, tetapi seluruh masyarakat Indonesia.
"Bahkan masyarakat internasional, tahu siapa sosok Jenderal M Yusuf ini," ucapnya
Adapun sikap yang perlu diteladani generasi muda kata Mayjen Totok, adalah sosok Jenderal M Yusuf yang taat agama.
"Beliau kalau waktunya salat, apapun kondisinya harus salat, kemudian beliau senang berbagi ke orang susah dan tidak semena-mena dengan orang lain, beliau sopan," tuturnya.
Dalam haul itu, turut hadir Ketua pengurus yayasan Al Markaz Prof Basri Hasanuddin, dan Imam besar Masjid Al Markaz l, Prof Muammar Bakry LC,MA.
Ada juga mantan menteri Hukum dan HAM era SBY-JK, Hamid Awaluddin yang juga ketua Pengawas Yayasan Al Markaz.
Mantan Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI (Purn) Andi Muhammad dan Ketua MUI Makassar Gurutta KH Baharuddin.
Acara dimulai dengan pembukaan oleh protokol lalu dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Alquran.
Setelah itu dilanjutkan dengan pemutaran film dokumenter terkait perjalanan hidup dan jejak karir Jenderal M Yusuf.
Lalu dilanjutkan dengan pembacaan doa oleh Prof Dr Muammar Bakry.
Sekedar diketahui, Jenderal M Yusuf adalah mantan Panglima ABRI era Presiden Soeharto.
Jenderal bintang empat itu merupakan penggagas dan pendiri Masjid Al Markaz.
Jenderal M Yusuf lahir di Kajuara, Kabupaten Bone 23 Juni 1928 dan wafat di Makassar pada 8 September 2004.(*)