Pertama, faktor jadwal laga PSM Makassar yang berlangsung di hari kerja.
Dampaknya, penonton yang datang hanya dari wilayah Ajatappareng, Sidrap, Pinrang, Barru, Enrekang dan Parepare.
Sedangkan penonton berasal dari Makassar tidak memungkinkan datang di hari kerja.
Lantaran perjalanan yang jauh.
"Sangat mempengaruhi (hari kerja) karena rata-rata yang datang nonton itu dari Makassar. Penonton hari ini rata-rata dari Ajatappareng," bebernya.
Kedua, faktor lawan dihadapi PSM Makassar.
Hal ini sedikit banyaknya cukup berpengaruh.
Ketiga, sambung Ulli, adalah penonton menunggu waktu yang tepat.
Seperti ketika PSM Makassar nantinya bersaing untuk masuk di babak play-off.
Apalagi, performa Willem Jan Pluim cs sekarang ini terus membaik.
"Penonton masih menunggu, kalau posisi bagus dan bersaing masuk play-off mereka akan bersemangat datang nonton," tuturnya.
Ulli berharap, seiring membaiknya posisi PSM Makassar di klasemen bisa meningkatkan antusiasme penonton datang ke stadion.
"Kami berharap dengan kembalinya posisi PSM Makassar ke papan atas muda-mudahan kembali bergairah penonton ke Stadion BJ Habibie," ucapnya.
Minimnya kehadiran suporter di stadion tentu tidak menutup biaya operasional setiap laga anak asuh Bernardo Tavares.
Biaya operasional diantaranya untuk pengamanan, Panpel, sewa stadion dan lain-lainnya.