TRIBUN-TMUR.COM, MAKASSAR - Baru saja, mantan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullabh bebas dari Lapas Sukamiskin pasca kasus hukum yang dialami.
Nurdin Abdullah ditangkap oleh tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada bulan Februari 2021 lalu, terkait dengan dugaan kasus suap dan gratifikasi terhadap sejumlah proyek di Sulawesi Selatan.
Pada bulan November 2021, Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Makassar menjatuhkan hukuman penjara selama 5 tahun kepada Nurdin Abdullah.
Kemudian, pada bulan Desember 2021, mantan politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut dieksekusi dan dikirim ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin.
Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) telah mengambil langkah untuk memberhentikan Nurdin Abdullah dari jabatannya sebagai Gubernur Sulawesi Selatan. \
Langkah ini diambil setelah kasus suap dan gratifikasi yang melibatkan Nurdin Abdullah dinyatakan inkrah pada bulan Januari 2022.
Perlu diketahui bahwa kala menjabat Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah fokus pada revitalisasi Stadion Mattoanging, Jl Cendrawasih Makassar.
Baca juga: PROFIL Komandan Satpol PP Sulsel, Orang Kepercayaan Gubernur Sulsel yang Ratakan Stadion Mattoanging
Agar terlihat megah, Nurdin merombak seluruh sisi stadion dengan memugarnya untuk kemudian dimulai dari pembangunan pondasi awal.
Namun dalam perjalannannya Nurdin Abdullah ditangkap KPK, hingga stadion itu ikut terbangkelai hingga saat ini.
Lantas bagaimana nasib stadion kebanggaan warga Sulsel itu pasca bebasnya Nurdin Abdullah?
NA akronim nama dari mantan Gubernur itu belum memberikan keterangan resmi mengenai hal tersebut.
Kendati demikian, pemerintah khususnya pusat komitmen akan membangun kembali stadion tersebut.
Pembangunan stadion dikatakan langsung Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimoeljono.
Ia mengungkapkan kesiapannya untuk merevitalisasi Stadion Mattoanging di Makassar.
Meskipun demikian, rencana pembangunan ini masih terhambat oleh sengketa terkait lahan.
Baca juga: Kabar Baik! Markas PSM Makassar Parepare Direnovasi Tahun Ini, Bagaimana Nasib Stadion Mattoanging?
Pernyataan tersebut dia sampaikan setelah menghadiri Asean Architect Congress yang diadakan di Hotel Gammara, Makassar, pada Kamis (27/7/2023). \
Basuki mengemukakan bahwa Kota Makassar perlu memiliki Stadion yang layak, terlebih lagi karena kota ini memiliki klub sepak bola di Liga 1, yaitu PSM Makassar.
"Meskipun sudah ada stadion di Kota Parepare, Sulawesi Selatan, Makassar juga seharusnya memiliki stadion yang memadai," ungkapnya.
Saat ini, Kementerian PUPR tengah melakukan evaluasi terhadap 22 stadion di Indonesia yang akan mengalami proses revitalisasi, termasuk di antaranya Stadion BJ Habibie di Kota Parepare.
Namun, dalam hal Stadion Mattoanging, Basuki menjelaskan bahwa pembangunannya cukup sulit karena terkait permasalahan kepemilikan lahan.
"Kami berniat membangun kembali Stadion Mattoanging, tetapi kendalanya ada pada status lahan yang masih belum jelas. Kami akan melanjutkan pembangunan setelah masalah lahan diselesaikan. Saat ini, kami sedang mengevaluasi 22 stadion untuk direvitalisasi," jelasnya.
Tercatat bahwa pada tahun 2019, Stadion Mattoanging telah dibongkar oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
Namun, hingga saat ini, rencana untuk membangun ulang stadion ini masih belum menghasilkan hasil yang konkret.
Setelah pembongkaran Stadion Mattoanging yang telah berdiri sejak tahun 1957, muncul sengketa kepemilikan lahan antara Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan YOSS (Yayasan Olahraga Sulawesi Selatan) yang diwakili oleh Andi Ilhamsyah Mattalatta.
Sengketa ini telah melibatkan proses hukum hingga ke Mahkamah Agung.
Meskipun Pemprov Sulsel telah memenangkan kasus ini di Pengadilan Tinggi, upaya hukum masih terus dilakukan oleh pihak yang menggugat kepemilikan lahan Stadion Mattoanging, termasuk di antaranya Teddy Anwar.
Akibat berlarut-larutnya sengketa ini, Stadion Mattoanging masih belum mendapatkan kepastian untuk dibangun kembali.
Sementara itu, pihak Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Provinsi Sulawesi Selatan telah menyelesaikan desain tambahan (additional design) dari rencana pembangunan Stadion Mattoanging melalui pekerjaan belanja jasa konsultansi DED yang dilakukan oleh tiga perusahaan kontraktor dalam Kerja Sama Operasi (KSO): PT Arkonin, PT. Bina Karya, dan PT. Yodya Karya.
Desain tambahan ini diadaptasi dari Detail Engineering Design (DED) ultimate yang telah diterima pada Februari 2021 dan telah difinalisasi pada Agustus saat ini. Seluruh desain tetap mengacu pada standar stadion internasional FIFA.
Salah satu perubahan utama dalam desain tambahan adalah kapasitas penonton yang disesuaikan dari 40 ribu menjadi 20 ribu dengan penggunaan kursi tunggal (single seat). Selain itu, perubahan juga dilakukan pada struktur atap stadion yang sekarang hanya melingkari tribun di sebelah barat dan timur.
Meskipun terjadi penyesuaian dalam desain, lintasan atletik tetap dipertahankan dalam desain Stadion Mattoanging. Hal ini diambil dengan pertimbangan kebutuhan fasilitas olahraga lainnya di Makassar selain sepakbola, serta untuk acara pembukaan olahraga yang sering melibatkan kirab (defile) dari peserta.
Proses perubahan desain Stadion Mattoanging disebabkan oleh pengalihan kebijakan sumber pembiayaan dan penganggaran Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2021.
Awal tahun 2021, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan harus mengalihkan anggaran mereka untuk fokus pada penanganan pandemi COVID-19 dan pemulihan ekonomi di tengah pandemi tersebut.
Kebijakan penganggaran dialihkan ke sektor-sektor tersebut, mengakibatkan perubahan desain stadion agar sesuai dengan ketersediaan anggaran.(*)