Headline Tribun Timur

Nurdin Abdullah: Andi Sudirman Menangis di Pelukanku

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase Nurdin Abdullah (kiri) bebas dan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman (kanan) meresmikan masjid 99 Kubah, Minggu (20/8/2023)

TRIBUN-TIMUR.COM - Ratusan orang menyambut kedatangan Nurdin Abdullah di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Minggu (20/8/23) siang.

Saat mantan Gubernur Sulsel itu keluar dari ruang kedatangan, ratusan orang ini langsung mengerubunginya untuk berjabat tangan, berpelukan hingga berswafoto.

Usai melayani para pendukungnya itu, Nurdin langsung naik ke mobil menuju kediaman pribadinya di Perumahan Dosen Unhas Tamalanrea.

Setelah tiba, Nurdin langsung ke Masjid Nur Ikhlas tak jauh dari rumahnya untuk menunaikan salat Dhuhur.

Nurdin menjadi imam dengan beberapa makmum. Kedatangannya pun menjadi perhatian jamaah yang sudah lebih dulu melaksanakan salat.

Usai salat, Nurdin Abdullah bersama seluruh jamaah masjid melakukan sujud syukur.

Setelah itu Nurdin kembali ke rumahnya dan berbincang dengan tamu yang sebagian besar tetangga dan pendukungnya.

Baca juga: Nurdin Abdullah Pulang, Andi Sudirman Resmikan Masjid 99 Kubah

Dalam bincang-bincang itu, Nurdin menceritakan kenangannya menjalani hari di Lapas Sukamiskin, Bandung.

Termasuk menceritakan momen saat dijenguk mantan wakilnya yang saat ini menjabat Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman.

Andi Sudirman, kata Nurdin, menangis dipelukannya.

"Pak wagub yang sekarang Gubernur Sudirman, datang ke saya menangis, itu memeluk saya," kata Nurdin.

"Saya bilang, tidak ada yang harus disesali. Ini adalah takdir. Allah SWT takdirkan kita bagi dua masa jabatan," sambungnya.

Baca juga: Kembali Hirup Udara Bebas, Nurdin Abdullah Tak Sabar Kembali Berkebun dan Kulineran di Makassar

Nurdin mengaku kini lebih ikhlas dalam menjalani hidup.

Perkara yang menimpanya adalah takdir tertulis bagi dirinya.

"Kita harus berpikir positif, mungkin Allah SWT mempunyai rencana lebih besar ke depan," jelasnya.

Halaman
1234

Berita Terkini