TRIBUNMAROS.COM, MAROS - Suhu panas diduga kuat menjadi Penyebab Kebakaran di Runway 13 Bandara Sultan Hasanuddin.
Pada saat kejadian, BMKG Bandara Sultan Hasanuddin mencatat suhu udara berada di angka 32 hingga 34 derajat celcius.
"Masih perlu investigasi, tetapi kalau berdasarkan alat kami yang terpasang dekat runway 13, temperatur udara yang tercatat memang sekitar 32-34 derajat celsius," kata Kepala BMKG Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Hari Triwibowo saat dihubungi via telepon, Rabu (7/6/2023).
Ia mengatakan suhu tersebut masih terbilang normal.
"Apalagi daerah Makassar dan Maros sekarang sudah memasuki musim kemarau, sejak minggu kedua bulan Mei," ujarnya.
Ia menyebutkan puncak musim kemarau diperkirakan akan terjadi pada bulan Juli-Agustus.
Sementara akhir musim kemarau terjadi pada bulan Oktober.
"Jadi musim kemarau tahun ini memang lebih kering jika dibandingkan tahun sebelumnya karena adanya fenomena el nino," katanya.
Hari menjelaskan pada saat kebakaran kecepatan angin dominan dari arah timur dengan kecepatan rata-rata 4-7 knot saja.
"Yang terbakar itu adalah rumput kering, sehingga angin dengan kecepatan 4-7 knot saja mampu membuat api menyebar dengan cepat," terangnya.
Untuk menghindari insiden serupa ia telah mengimbau pihak Badara Sultan Hasanuddin melakukan mitigasi.
"Kita tinggal menginformasikan mengenai kondisi cuaca saja," tutupnya.
Baca juga: Suhu Panas Diduga Jadi Penyebab Kebakaran di Runway 13 Bandara Sultan Hasanuddin
Diberitakan sebelumnya, Pihak Angkasa Pura I masih terus mencari tahu terkait penyebab kebakaran yang terjadi di area Runway 13 Bandara Sultan Hasanuddin, Rabu (7/6/2023).
"Penyebabnya itu kita masih lakukan pemantauan," kata Co General Angkasa Pura 1, Bandara Sultan Hasanuddin, Amiruddin Florensius.
Meski begitu, diduga kuat suhu panas di area runway menyebabkan kemunculan api di area tersebut.
"Namun beberapa faktor yang kemungkinan menjadi penyebabnya, seperti suhu udara," terangnya. (*)