TRIBUN-TIMUR.COM - Chat GPT (Generative Pre-trained Transformer) atau ChatGPT OpenAI kini semakin banyak digunakan.
Chat GPT banyak digunakan karena memiliki kemampuan untuk memahami dan menghasilkan teks yang alami.
Model ini dilatih menggunakan sejumlah besar data untuk memahami konteks dan menghasilkan respon yang relevan.
Chat GPT juga dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti asisten virtual, layanan pelanggan otomatis, penulisan konten, dan banyak lagi.
Fleksibilitas dan kemampuannya dalam menangani berbagai jenis permintaan membuatnya menjadi pilihan yang populer dalam pengembangan sistem berbasis teks.
Chat GPT adalah salah satu model AI berbasis teks yang dikembangkan oleh OpenAI.
Adapun OpenAI merupakan platform kecerdasan buatan yang didirikan pada tahun 2015 oleh Sam Altman dan Elon Musk.
Model ini menggunakan arsitektur Transformer yang kuat untuk menghasilkan teks yang responsif dan bermakna berdasarkan masukan pengguna.
Model Chat GPT dilatih dengan dataset yang luas dan beragam, sehingga memiliki pengetahuan tentang berbagai topik dan mampu memahami bahasa manusia dengan baik.
Tujuan utama dari Chat GPT adalah untuk berinteraksi dengan pengguna seperti asisten virtual yang dapat memberikan informasi, menjawab pertanyaan, memberikan saran, dan berpartisipasi dalam percakapan.
Dalam interaksi ini, pengguna memberikan masukan berupa teks, dan Chat GPT merespons dengan teks yang relevan berdasarkan pemahaman dan pengetahuannya.
Model ini telah digunakan dalam berbagai aplikasi seperti layanan pelanggan otomatis, bantuan online, penelitian, dan lain sebagainya.
Namun, penting untuk diingat bahwa meskipun Chat GPT dapat menghasilkan respons yang masuk akal dan sering kali berguna, ia juga memiliki keterbatasan.
Model ini tidak memiliki pemahaman konteks yang mendalam atau pengetahuan terkini tentang dunia, dan kadang-kadang dapat menghasilkan jawaban yang tidak akurat atau tidak relevan.
Cara menggunakan Chat GPT atau ChatGPT Bahasa Indonesia