TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Workshop Konseling Realitas Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) dilaksanakan di Aula Mini, SMAN 5, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), pada Sabtu (13/5/2023).
Kegiatan tersebut dibuka oleh Sekretaris Dinas Pendidikan Sulsel Harpansa.
Workshop ini berlangsung selama dua hari.
Workshop ini diikuti oleh 70 guru yang berasal dari empat daerah, yaitu Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Kabupaten Maros, dan Kabupaten Mamasa.
Workshop ini dilaksanakan secara daring (online) dan luring (tatap muka).
Sebanyak 50 peserta mengikuti secara luring dan 20 peserta mengikuti secara daring.
Ketua MGBK SMA/MA Kota Makassar, Saniasa, menyatakan bahwa workshop ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru bimbingan konseling (BK) di sekolah.
Dalam workshop ini, para guru diberikan materi terkait konseling dengan menggunakan metode realitas.
"Tujuannya adalah untuk membekali guru BK dengan pendekatan konseling yang sesuai dengan realitas saat ini," kata Saniasa.
Pendekatan tersebut sangat relevan dengan perkembangan zaman, di mana guru BK harus dapat memahami para siswa.
Siswa saat ini sangat terpengaruh oleh teknologi, terutama melalui penggunaan media sosial.
"Para siswa saat ini hidup di era yang sangat luar biasa, terutama dengan banyaknya pengaruh dari media sosial," jelasnya.
Baca juga: Ajak Masyarakat Jaga Kesehatan, Prodia Kenalkan Jenis Vaksin di Claro Makassar
Baca juga: Kemendikbudristek Gandeng Dinas Pendidikan Makassar Sosialisasi Pentas Musik Anak Indonesia
Tantangan yang dihadapi oleh para guru BK saat ini lebih banyak berasal dari pengaruh teknologi tersebut, yang mempengaruhi aspek kehidupan siswa, termasuk aspek mental dan karakter.
"Kami memiliki tanggung jawab untuk membantu siswa dalam mengatur kehidupan mereka ke depannya," ujar Saniasa.
"Kemandirian dalam karir, kemandirian dalam belajar, dan kemandirian dalam sosial," tambahnya.
Saniasa berharap agar para guru BK dapat menguasai berbagai teknik dan metode konseling yang ada, sehingga dapat membantu siswa dalam mengatasi masalah dan mempersiapkan masa depan mereka dengan baik.
"Semoga para guru BK dapat menguasai metode konseling dengan baik dan membantu siswa bangkit dari kesulitan," pungkasnya.(*)
Laporan Wartawan Tribun Timur, M Yaumil