Surat itu diterbitkan Achmad Fahmi menjawab permintaan izin peminjaman Lapangan Merdeka oleh Pimpinan Daerah Muhamamdiyah Kota Sukabumi.
Baca juga: Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi Tak Izinkan Fasum Lapangan Merdeka Dipakai Salat Id Muhammadiyah
Surat ditandatangani oleh Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi tertanggal 4 April 2023.
Achmad Fahmi beralasan pelaksanaan salat Idulfitri di Lapangan Merdeka akan mengikuti jadwal dari Kementerian Agama.
Sejauh ini Pemkot Suka Bumi di bawah pemerintahan Achmad Fahmi memutuskan mengikuti jadwal 1 Syawal 1444 pemerintah.
"Kami sampaikan bahwa untuk pelaksanaan sholat Ied di Lapangan Merdeka akan dilaksanakan Pemerintaha Daerah Kota Sukabumi dan Masjid Agung Kota Sukabumi yang pelaksanannnya dilakukan dengan mengikuti hasil ketetaan Pemerintah pusat melalui Kementerian Agama Republik Indonesia tentang penentuan 1 Syawal 1444 Hijriah," demikian bunyi surat Achmad Fahmi.
Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal 1444 H pada 21 April 2023
Kapan lebaran Idul Fitri atau 1 Syawal 1444 jatuh? Ada dua pihak yang telah mengumumkan tanggal berbeda untuk pelaksanaan Idul Fitri tahun ini.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengumumkan 1 Syawal 1444 h akan jatuh pada Jumat, 21 April 2023.
"Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1444H. Berdasarkan maklumat yang telah disebar, 1 Ramadan 1444 H pada Kamis, 23 Maret 2023; 1 Syawal 1444 H jatuh Jumat, 21 April 2023; dan 1 Zulhijah pada Senin, 19 Juni 2023," demikian isi Maklumat PP Muhammadiyah.
Sementara itu seorang peneliti dari Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkirakan Idul Fitri 2023 akan jatuh pada Sabtu (22/4/2023).
"Untuk perkiraan Idul Fitri atau 1 Syawal 1444 Hijriah diperkirakan akan jatuh pada hari Sabtu Pon, 22 April 2023," kata Andi peneliti Pusat Sains Antariksa LAPAN BRIN saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (7/4/2023).
Menurut Andi, hal ini karena sudut ketinggian bulan yang diukur di atas ufuk masih kurang dari 3 derajat atau lebih tepatnya untuk ketinggian hilal di Indonesia itu bervariasi antara 1,3 hingga 2,5 derajat di aas ufuk.
Adapun untuk elongasinya masih antara 2,25 - 3,75 derajat sehingga belum memenuhi kriteria Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS).
Untuk diketahui, MABIMS mensyaratkan sudut ketinggian minimal 3 derajat di atas ufuk dan elongasi atau jarak sudut antara bulan dengan matahari minimal 6,4 derajat.
"Sehingga hilal pada 20 April pada petang besok itu agak sulit diamati bahkan menggunakan alat bantu seperti teleskop," terang Andi.