Tribun Ramadan

Bacaan Niat Puasa Ramadhan dalam Bahasa Arab dan Artinya, Tak Sah Jika Tak Dibaca

Editor: Edi Sumardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi niat puasa Ramadhan dengan artinya.

TRIBUN-TIMUR.COM - Puasa Ramadhan adalah salah satu ibadah yang dilakukan oleh umat muslim di seluruh dunia pada bulan Ramadhan.

Puasa Ramadhan sendiri merupakan wajib bagi setiap muslim dewasa yang sehat dan mampu melakukannya.

Selain menjadi salah satu kewajiban bagi umat muslim, puasa Ramadhan juga dianggap sebagai bulan yang penuh berkah dan menjadi momentum untuk meningkatkan kualitas ibadah dan spiritualitas.

Namun, puasa Ramadhan bukanlah hanya sekedar menahan diri dari makan dan minum dari fajar hingga maghrib.

Ada satu hal yang penting dan harus diingat oleh setiap muslim yang ingin melaksanakan puasa Ramadhan, yaitu niat.

Niat adalah keyakinan dalam hati untuk melakukan ibadah puasa dengan tujuan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

Niat puasa Ramadhan sebenarnya sangat sederhana, hanya perlu diucapkan dalam hati dan dirasakan dengan sepenuh hati.

Baca juga: Bacaan Doa Makan Sahur atau Niat Puasa Ramadhan beserta Artinya

Niat yang tepat adalah sebagai berikut:

"Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i fardhi syahri Ramadhâni hâdzihis sanati lillâhi ta'âla."

Artinya: "Aku berniat puasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah ta'ala."

Bisa juga membaca niat di bawah ini:

Nawaitu shouma Ramadan lillahi ta’ala

Artinya: “Saya niat berpuasa di bulan Ramadan karena Allah SWT”

Baca juga: Catat! Ini 8 Hal yang Membatalkan Puasa

Dengan mengucapkan niat tersebut, maka puasa yang dilakukan akan diterima oleh Allah SWT dan dianggap sebagai ibadah yang dilakukan dengan ikhlas dan tulus.

Selain itu, niat juga akan membantu setiap muslim untuk memahami bahwa puasa Ramadhan bukan hanya sekedar menahan diri dari makan dan minum, melainkan juga untuk meningkatkan kualitas ibadah dan spiritualitas.

Syarat sah puasa Ramadhan

Syarat-syarat sah puasa Ramadan adalah sebagai berikut:

1. Islam: Puasa Ramadan hanya wajib bagi orang yang sudah beragama Islam.

2. Baligh: Puasa Ramadan hanya wajib bagi orang yang sudah baligh (telah mencapai usia dewasa menurut syariat Islam).

3. Sehat Jasmani dan Rohani: Orang yang puasa harus sehat secara jasmani dan rohani.

4. Bertempat Tinggal di Tempat yang Sama: Orang yang berpindah-pindah tempat atau sedang dalam perjalanan jauh, tidak wajib untuk berpuasa. Namun, jika dia tetap berpuasa, puasanya tetap sah.

5. Mengetahui Awal Bulan Ramadan: Puasa Ramadan hanya sah jika dimulai pada hari yang telah ditetapkan sebagai awal bulan Ramadan.

6. Niat: Niat puasa harus dilakukan sebelum fajar dan sebelum waktu berbuka puasa.

7. Tidak Murtad: Orang yang murtad atau keluar dari agama Islam tidak wajib berpuasa Ramadan.

9. Wanita yang Sedang Haid atau Nifas: Wanita yang sedang haid atau nifas tidak wajib berpuasa selama masa tersebut.

Namun, setelah masa haid atau nifas selesai, wanita tersebut harus segera melaksanakan puasa.

10. Tidak dalam Keadaan Terpaksa: Orang yang dalam keadaan terpaksa, seperti orang yang sakit, tidak wajib untuk berpuasa selama masa sakitnya. Namun, setelah sembuh, dia harus segera melaksanakan puasa yang ditinggalkan.

Orang tak wajib puasa Ramadhan

Ada beberapa kondisi di mana seseorang tidak wajib untuk berpuasa Ramadan.

Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Anak-anak di bawah usia pubertas: Anak-anak yang belum mencapai usia pubertas atau belum baligh tidak diwajibkan untuk berpuasa Ramadan.

2. Orang yang sedang sakit: Orang yang sakit atau memiliki kondisi kesehatan tertentu yang dapat memperburuk kesehatannya jika berpuasa tidak diwajibkan untuk berpuasa.

Mereka harus menggantinya setelah sembuh.

3. Wanita hamil dan menyusui: Wanita hamil atau menyusui dapat diberikan keringanan untuk tidak berpuasa jika khawatir dapat membahayakan kesehatannya atau kesehatan bayinya.

Namun, mereka harus menggantinya di kemudian hari.

4. Orang yang sedang dalam perjalanan: Orang yang sedang dalam perjalanan jauh di luar kota atau negeri juga tidak diwajibkan untuk berpuasa.

Namun, mereka harus menggantinya di kemudian hari.

5. Orang yang tidak mampu: Orang yang tidak mampu secara fisik atau mental untuk berpuasa, seperti orang yang sangat tua atau memiliki cacat fisik atau mental, tidak diwajibkan untuk berpuasa.

Meskipun seseorang tidak diwajibkan untuk berpuasa, namun masih disarankan untuk melakukan puasa jika kondisinya memungkinkan.

Jika ada kekhawatiran atau pertanyaan lebih lanjut terkait dengan hal ini, disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli agama atau dokter.(*)

Catatan: Artikel ini ditulis dengan bantuan kecerdasan buatan (artificial intelligence).

Berita Terkini