TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Ketua Umum PP Ikatan Keluarga Alumni Universitas Hasanuddin (IKA Unhas) Andi Amran Sulaiman mengundang puluhan mahasiswa Unhas makan siang di gedung AAS Building Jalan Urip Sumoharjo Kota Makassar Senin (20/3/2023) siang.
Pertemuan dikemas santai diiringi lagu.
Dalam kesempatan itu, Andi Amran Sulaiman memotivasi para mahasiswa Unhas tampil jadi pemimpin bangsa hingga jadi pengusaha sukses.
Amran menceritakan dirinya sama seperti para mahasiswa tersebut 35 tahun yang lalu.
Ia tinggal di kost-kostan sederhana di sekitar kampus Unhas.
Dengan mimpi dan kerja keras di masa muda, Amran Sulaiman akhirnya berhasil jadi pengusaha sukses.
Amran juga mendapat kepercayaan Presiden Jokowi menjabat Menteri Pertanian periode 2014-2019.
“Aku ingin ada generasi berikutnya dari adik-adik mahasiswa Unhas lebih berhasil dibanding saya kelak. Saya ingin lahir 100 pemuda Sulsel berkarier di level nasional memajukan bangsa,” kata Amran di hadapan mahasiswa.
Dalam kesempatan itu, Amran Sulaiman menawarkan para mahasiswa Unhas untuk magang di perusahan milikinya.
Hal itu menindaklanjuti gagasan program magang dari pemerintah.
“Kalau mau kampus merdeka, saya terima yang mau magang di perusahaan saya. Bisa belajar langsung pertambangan. Belajar di kampus itu ibarat berenang di kolam renang, nah mari cari tantangan berenang di lautan bebas dengan magang di pertambangan,” kata Amran Sulaiman.
Amran mengatakan, kekayaan Kawasan Timur Indonesia begitu melimpah.
Ia berharap para putra-putra terbaik bangsa mengambil peran mengelola kekayaan sumber daya alam untuk membawa Indonesia jadi negara maju di masa depan.
“Bumi ini lengkap, ini anugerah luar biasa dari Allah. Indonesia ini kaya, sumber daya alam kita melimpah dan bisa memajukan Indonesia jadi negara super power. Kita tidak boleh kalah dengan asing, NKRI harga mati,” ujar Amran.
Kenang Perjuangan Saat Muda
Amran menceritakan, lahir dari keluarga sederhana.
Ia sama seperti para mahasiswa Unhas itu pada 35 tahun lalu, tinggal di kost-kostan sederhana.
Di kamar kostnya ia hanya memiliki tempat tidur pemberian orang lain. Kasurnya berjamur, tidak memiliki kendaraan, jadi bahan olok-olok.
Amran menjadikan kemiskinan dan hinaan itu menjadi obat bagi dan motivasi melangkah maju. Tekad kuatnya keluar dari garis kemiskinan tak bisa dibendung. Amran giat belajar, fokus menjadi orang sukses.
Singkat cerita, hasil penelitian racun tikus miliknya berbuah manis. Dari sini pria asal Kabupaten Bone, Sulsel itu menapaki kesuksesan.
Puluhan anak usaha di bawah bendera Tiran Group yang didirikannya menjadikannya sebagai salah satu pengusaha tersukses nasional.
Pada 2014 Andi Amran Sulaiman dipercaya Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menjabat Menteri Pertanian.
Banyak terobosan kebijakan di luar nalar ia telurkan. Khususnya menjadikan bangsa ini berdaulat dan disegani negara maju.
"Saya miskin 36 tahun, selebihnya lumayan.. Dulu saya makannya jagung. Hidup susah. Pahit banget jadi miskin, kasur jamuran, bantalnya tanpa sarung. WC dan sepitengnya tembus kebun kangkung. Saya makan kangkung itu," tuturnya blak-blakan.
Kalau Allah SWT beri rejeki, lanjut Amran, kita bisa leluasa berbuat untuk umat, membantu anak yatim piatu, fakir miskin, orang tua jompo dan membuka banyak lapangan pekerjaan.
"Jujur aku kesepian. Aku ingin ada generasi berikutnya yang melebihi kecepatan saya. Jika ada 100 saja mahasiswa Unhas, bisa dahsyat. Indonesia akan terguncang," serunya.
Dengan pencapaian dan anugerah melimpah dari Tuhan, Amran hanya ingin kerja sosial.
"Ketika Anda suka bantu orang maka anda akan mencari semua hal sehingga bisa lebih banyak membantu," ungkap Founder Tiran Group dan AAS Foundation itu.
Ulfa, salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, Jurusan Sejarah Unhas tak mengira Andi Amran yang baru pertama kali ditemuinya sebagai orang yang rendah hati, sederhana dan terbuka dengan siapa saja.
Saat mendapat undangan silaturahmi dengan Ketua IKA Unhas tersebut, Ulfa sebelumnya memutuskan tidak hadir karena tak ingin terseret dalam kepentingan apapun.
"Awalnya saya kira akan mengarah ke pembicaraan serius. Saya merasa tidak ditunggangi apapun termasuk politik. Saya menghormati beliau. Bahwa hidup itu proses. Ternyata setelah berjumpa langsung orangnya humble, asyik. Orangnya santai. Jauh di luar perkiraan saya," kata Ulfa.