Oleh:
Supriana
Koordinator Bidang Eksternal KOHATI Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UINAM 2018-2021
Koordinator Divisi Pengembangan Karya FLP Cabang Makassar
TRIBUN-TIMUR.COM - Munculnya perdebatan di media sosial seputar konsep childfree justru dapat membuahkan hasil untuk bahan diskusi dan kesempatan agar orang lain memahaminya.
Misalnya, beberapa hari yang lalu saya dan teman-teman seperjuangan alumni berbincang terkait banyak hal, salah satunya berita yang sedang diperbincangkan khalayak dan geger di sosial media hanya persoalan merespon pujian dari netizen.
Awalnya saya justru tidak tertarik, tapi setelah pulang dari tempat tongkrongan, membuat saya ingin menulis ini.
Karena perbedaan pendapat dengan teman, kami berupaya melihat dari sisi yang kita anggap benar.
Saya mencoba mewakili teman-teman diskusi semalam, ingin menyampaikan kepada Mba Gita mengatakan bahwa tidak menjadi persoalan jika Mba Gita dan para penganutnya, memilih untuk tidak mempunyai anak dengan kata lain disebut dengan istilah childfree itu bukan masalah.
Sebab itu prinsip hidup anda, tapi menjadi persoalan utamanya adalah anda lupa bahwa tidak semua orang bisa sependapat dengan Mbanya dan kenal akrab dengan anda.
jadi bisa salah sangka dalam menangkap apa yang dikatakan oleh Mbanya, saya sebagai fens militan ingin memberitahukan bahwa meskipun Mba Gita sudah menjelaskan alias klarifikasi bahwa pernyataannya tersebut hanya tertuju pada dirinya. Itu percuma.
Saya menganggap yang dikatakan oleh teman saya bisa jadi benar adanya, sebab bagaimanapun tidak semua orang mengikuti konten beliau, kenal Mba Gita seorang penulis, blogger menyuarakan hak-hak perempuan.
Yang mereka tahu komentar Mba Gita tersebut, seolah tidak menjaga perasaan perempuan lain yang sedang berusaha menjadi ibu yang baik.
Sehingga hujatan dan respon negatif lainnya berseliweran. Soal ‘hanya’ komentar tersebut tidak bisa dianggap remeh sebab Mbanya ialah influencer yang bisa ditonton oleh siapapun dan tidak ada yang bisa mengontrol pendapat mereka.
Alih-alih merespon dengan bijak, tapi sebaliknya Mbanya merespon balik dengan cara emosional yang berlebih, menganggap netizen tidak terpelajar, dan menyuruh mereka sekolah, seharusnya Mba Gita berhati-hati dalam membalas komentar netizen. Ini menjadi alasan utama saya ingin menyampaikan surat terbuka untuk Mba Gita dan para penganutnya.
Gita savitri adalah seseorang youtuber dan influencer yang novelnya diangkat ke layar lebar sedang hangat diperbincangkan, yang sudah pasti mendapat pro kontra oleh publik.
Saya sebagai fans militan, tentu saja mengenal sedikit banyaknya opini dari Mba Gita.
Saya paham Mba Gita berniat baik, saya justru sepakat jika Mbanya memilih pilihan tersebut, saya juga masih ingat jika misalnya Mbanya pernah bilang, kalau seorang Ibu yang punya satu, dua tiga anak itu hebat sekali, karena anda tidak mampu menjadi seperti mereka.