Ayah lima orang anak ini, terlihat begitu terpukul atas peristiwa yang dialami putri ketiganya itu.
"Bapak tidak sanggup mengantarmu ke tempat peristirahatan terakhir, bapak hanya sanggup melepasmu di rumah ini," kata Luter terisak saat menyampaikan sepatah kata.
Menurut Luter, begitu banyak kenangan yang tidak terlupakan dengan dr Mawar sapaan Mawartih di rumah duka itu.
Baca juga: Dua Ekor Sapi Warga Barru Dicuri, Dipotong di Kebun, Pelaku Sisakan Kepala dan Tulang
Baca juga: Helmi Budiman Beberkan Program Program Metaverse Wali Kota Makassar Bakal Dievaluasi saat Rakorsus
"Di rumah ini kita berkumpul bersama-sama, kamu (Mawar) tumbuh besar dan menjadi dewasa dan mencapai cita-cita mu," kenang Luter.
"Kamu sudah mewujudkan cita-cita Mus sebagai dokter spesialis paru. Namun, sayang tidak panjang perjalananmu," ucapnya lagi.
Menurut Luter, apa yang dialami dokter Mawar adalah kejahatan.
"Di ujung sana terjadi suatu musibah yang tidak diduga, yang menurut perasaan itu sangat jahat," sebutnya.
Sepatah kata sang ayah itu, pun membuat jemaat yang hadir tidak kuasa menahan tangis.
Nyaris semua pelayat yang hadir terisak sembari mengusap air matanya.
Pita Hitam untuk Almarhum
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengeluarkan edaran resmi yang menghimbau segenap anggota IDI untuk mengenakan pita hitam di lengan kanan selama tiga hari.
Pita hitam itu sebagai ungkapan solidaritas dan dukacita atas meninggalnya dr Mawartih Susanti, SpP.
Mawartih Susanty adalah dokter spesialis paru yang meninggal dunia di rumah dinas RSUD Nabire, Kamis (9/3/2023) lalu.
Jenazahnya telah dimakamkan di Pekuburan Panaikang, Makassar, setelah sebelumnya diotopsi oleh Tim Forensik Dokpol Biddokkes Polda Sulsel di RS Bhayangkara.
Sekretaris Jendral (Sekjen) PB IDI Ulul Albab dalam keterangan persnya mengatakan, penggunaan pita hitam di lengan kanan ini dimulai sejak pemakaman almarhumah dr Mawarti pada Senin, 13-15 Maret 2023.