TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Makassar City menarik diri dari putaran final Liga 3 Zona Sulawesi Selatan (Sulsel) jika Luwu Timur tetap jadi tuan rumah.
Surat penolakan bermain telah dikirimkan Manajemen Makassar City kepada Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Sulsel.
Asprov PSSI Sulsel menunjuk Luwu Timur sebagai tuan rumah. Stadion Persesos Sorowako menjadi venue pertandingan.
Putaran final Liga 3 Zona Sulsel rencana bergulir 25-28 Februari mendatang.
Empat tim bertarung untuk perebutkan tiket ke putaran nasional. Yakni Makassar City, Perslutim, Persibone dan Persim Maros.
Pelatih Makassar City, Arson mengungkapkan, timnya menolak bermain di Perslutim karena berbagai alasan.
Pertama, fasilitas di Luwu Timur tidak memadai. Lapangan kurang bagus.
Ruang ganti pemain tidak ada. Pemain terpaksa ganti baju di pinggir lapangan.
Hal ini sangat dirasakan timnya ketika bermain di putaran kedua beberapa waktu lalu.
"Di Lutim standar lapangan di sana tidak bagus. Lapangan berlubang ditambal dengan pasir. Kemudian loker room tidak ada, pemain mengganti baju di pinggir lapangan," ungkapnya Selasa (21/2/2023).
"Dari segi fasilitas sudah tidak memadai untuk gelar Liga 3," tegas Arson.
Kedua, kata dia, timnya alami insiden buruk pada putaran kedua lalu di Lutim.
Staf pelatih Makassar City alami pemukulan oleh ofisial Perslutim.
"Ada insiden begitu sudah pertandingan selesai staf pelatih saya, dipukul oleh ofisial, bahkan Manajer Perslutim," sebutnya.
Insiden dialami ini membuat Makassar City berjanji tidak akan bermain lagi di Luwu Timur untuk kali kedua.
"Setelah insiden ini kami berjanji tidak akan bermain di Lutim. Kami dua kali dapat tindakan keras. Makanya kami tidak mau ke sana," jelas mantan pemain Deltras Sidoarjo ini.
Ketiga, Arson mencium indikasi pengaturan pertandingan. Ia mencurigai Asprov PSSI Sulsel ingin meloloskan tim (Perslutim).
Sebab, ia melihat pada putaran kedua pengaturan jelas sekali untuk tuan rumah. Bahkan sampai ke wasit.
"Semua partainya pengaturan mulai lawan Persipangkep, lawan kami pun juga. Sampai wasit sampaikan ke pemain jangan kasi masuk gol ke gawang Perslutim. Wasit loh yang sampaikan itu ke pemain," ungkap dengan nada kesal.
Lulusan Fakultas Teknik ini mengaku, pihaknya siap bermain jika lokasi pertandingan dipindahkan ke Bone.
Dia menilai, fasilitas di Stadion Lapatau, Bone lebih mendukung. Lapangan bagus dan ada loker room.
Namun, Asprov PSSI Sulsel tidak memilih Bone karena salah satunya karena keamanan. Banyak penonton.
Arson pun mengusulkan, jika dipermasalahkan keamanan lebih baik pertandingan tanpa penonton.
"Bone punya stadion, fasilitas memadai. Bagaimana kalau diadakan saja tanpa penonton, karena ini babak final kalau yang dipermasalahkan soal keamanan di Bone," pungkasnya. (*)