TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tahun baru Imlek bakal dirayakan dalam waktu dekat ini.
Imlek akan jatuh pada Minggu, 22 Januari 2023 mendatang.
Imlek merupakan momen penting untuk masyarakat Tionghoa.
Pada kalender Tionghoa, tahun ini merupakan tahun kelinci air.
Pada perayaan Imlek khususnya di Makassar selalu identik dengan tebu.
Tebu ini biasanya di pasang di pintu rumah etnis Tionghoa suku Hokkian.
Ternyata ada cerita dibalik tebu dalam perayaan Imlek.
Hal itu dikatakan Budayawan Muda Tionghoa, Shabda saat hadir di Ngobrol Virtual (Ngovi) Tribun Timur spesial Imlek, Selasa (17/1/2023).
Saat ditanya, apakah dekorasi atau pernak pernik dan makanan saat Imlek ada ketentuan sendiri, Shabda mengatakan tidak ada pakem tertentu.
"Kalau dibilang pakem tidak ada. Tapi ada elemen-elemen kunci wujud dari doa-doa positif untuk menjalani tahun akan datang. Kebanyakan dekorasi rumah ditulisi doa-doa positif," ujarnya.
Dikatakan, biasanya juga ada ikan yang digambarkan sebagai kelimpahan.
"Ada pula jeruk yang artinya berkah. Orang makan jeruk itu mengharap rasa manis, juga berharap menjadi berkah bagi diri sendiri atau orang lain," ucapnya.
Selanjutnya, kata Shabda, selalu ada tebu di perayaan Imlek.
"Biasanya hanya orang Suku Hokkian. Tebu ini dipasang di pintu rumah. Itu dilakukan di hari ke 8 Imlek. Hari ke 8 imlek itu sebenarnya tahun baru imlek bagi Hokkian. Jadi mereka lebih meriah di hari ke-8 karena itu ada ceritanya," tuturnya.
Shabda menuturkan, pada zaman dulu, di salah satu desa di Hokkian itu ada warga desa mendengar desa-nya mau diserang oleh desa sebelah.
Warga desa pun lari dan sembunyi di perkebunan tebu.
Mereka baru bisa keluar di hari ke 8 imlek untuk merayakan imlek.
Maka dari itu, suku Hokkian biasanya lebih meriah di hari ke-8.
"Selain simbolisasi tebu yakni manis juga sebagai simbol rasa terima kasih karena diselamatkan sama pohon tebu dari serangan warga desa lain," jelasnya.
Shabda mengatakan, mereka pasang tebu juga sebagai ucapan terima kasih.
"Jadi dulunya warga merasa terselamatkan karena bersembunyi di perkebunan tebu. Jadi, ini sebagai rasa terima kasih mereka. Maka dari itu, selalu ada tebu di pintu rumah mereka saat perayaan imlek," imbuhnya.
Laporan jurnalis Tribunpinrang.com, Nining Angreani.