TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ada luka lebam di tubuh Virendy Marjefy, mahasiswa yang meninggal dunia saat mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar) Mapala Teknik Unhas 09.
Temuan luka lebam itu, diungkapkan ayah Virendy Marjefy, James Wehantouw saat ditemui wartawan di rumah duka Jl Satelit IV, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Senin (16/1/2023).
"Itu ada lebam, ada luka apa, cuma kita positif thinking saja karena kita sulit jelaskan," kata James Wehantouw.
Pihak keluarga memilih positif thinking lantaran untuk mengungkap penyebab luka lebam itu, kata dia, harus melalui otopsi.
Namun, keluarga lanjut James menolak untuk dilakukan autopsi terhadap jenazah Virendy Marjefy.
"Karena kalau kita mau tau penyebab nya kita harus autopsi. Setelah kita pihak keluarga pertimbangan kita keberatan autopsi," ujarnya.
Pantauan di rumah duka, ratusan keluarga, kerabat dan teman sejawat Virendy dari Kampus Unhas hadir menyampaikan duka.
Ada juga beberapa petinggi Unhas diantaranya, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof drg Muhammad Ruslin dan Dekan Fakultas Teknik Unhas Prof Dr Eng, Ir Muhammad Isran Ramli.
Pantauan di lokasi, sejumlah rangkaian proses jelang pemakaman dilangsungkan.
Lantunan nyanyian doa kedukaan pun terus terpanjat oleh paduan suara yang diikuti sejumlah kerabat dan keluarga.
Tidak hanya itu, sejumlah pejabat di Provinsi Sulawesi Selatan, juga mengirimkan karangan bunga ucapan duka.
Diantaranya Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, Dirut PDAM Beni Iskandar dan pejabat lainnya.
Rencananya, jenazah Virendy Marjefy akan dimakamkan siang ini di TPU Pannara, Antang, Kecamatan Manggala, Makassar.
Investigasi Komdis Fakultas Teknik
Komisi Disiplin Fakultas Teknik Unhas bakal menginvestigasi kasus meninggal mahasiswa Virendy Marjefy saat ikuti Diksar Mapala Teknik Unhas 09.
Langkah investigasi itu diungkapkan Humas Unhas Supa Athana saat dikonfirmasi tribun, Sabtu (14/1/2023) Malam.
"Hari Senin itu, Komisi Disiplin Fakultas Teknik akan melakukan investigasi pada semua pihak yang terkait dan terlibat dengan kegiatan tersebut," kata Supa Athana.
Sementara untuk ranah hukum atas hilangnya nyawa pemuda 19 tahun itu, Supa Athana mengatakan masih menunggu hasil investigasi Komdis Fakultas Teknik.
"Nanti kita lihat bagaimana hasil investigasi dari Komdis, jadi kita tidak boleh terlalu jauh dulu, bersabarlah menunggu hasil investigasi ini," jelasnya.
Penjelasan Ketua Mapala Teknik Unhas 09
Ketua Panitia Diksar yang juga Ketua Mapala 09, Ibrahim mengatakan, Virendy mulai tidak sadarkan diri pada Jumat malam sekitar pukul 11.00 (23.00) Wita.
Saat tidak sadarkan diri, posisi Virendy kata Ibrahim berada di atas gunung.
"Jam 11 memang sudah tidak sadarkan diri. Kan posisinya di atas, jadi kami evakuasi pakai tandu ke bawa," kata Ibrahim dalam rekaman percakapan yang diperoleh tribun di RS Grestelina, Makassar, Sabtu (14/1/2023).
Proses evakuasi itu, lanjut dia memakan waktu sekitar 5 jam untuk tibah di jalan lalu membawa Virendy ke rumah sakit.
"Kami evakuasi dari Jam 11 sampai setengah 5 subuh," ujar Ibrahim.
Ia pun mengaku lambat memberi info ke pihak keluarga Virendy lantaran fokus melakukan evakuasi dan kondisi yang saat itu juga tidak terjangkau signal.
Lebih lanjut, ia menjelaskan diksar yang diikuti Virendy merupakan tahapan untuk menjadi anggota Mapala Teknik Unhas.
Sebelum menjalani diksar lapangan kata dia, calon peserta lebih dahulu menjalani pemeriksaan kesehatan.
"Sebelumnya calon peserta untuk menuju ke peserta itu sudah melalui medical check up sebanyak dua kali," terangnya.
Sebelumnya diberitakan tribun, Mahasiswa Teknik Unhas meninggal saat mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar) Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) 09 Sabtu (14/1/2023).
Sebelumnya, Mahasiswa Teknik Arsitek Virendy Marjefy (19) ikut dalam diksar Mapala 09
Diksar ini melintasi Jalur Maros-Malino, Kabupaten Maros (Sulsel).
"Iya benar, mahasiswa kami atas nama Viren angkatan 2021 saat mengikuti Diksar Mapala," jelas Kabag Humas Unhas, Supratman Athana kepada Tribun-Timur.com.
Informasi yang dihimpun, diksar ini dimulai sejak Selasa (10/1/2023).
Virendy pun mengikuti Diksar ini sejak awal.
Kemudian, mahasiswa Jurusan Arsitek Unhas ini pun mulai tidak enak badan pada Jumat (13/1/2023) malam.
Hingga kini, belum diketahui pasti penyebab meninggalnya Virendy
"Sampai saat ini untuk kronologi masih dalam penyelidikan," ujar Supa Athana.
Unhas pun menyerahkan penyelidikan ini kepada pihak berwajib.(*)