TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pasca insiden pembunuhan dan Penculikan Anak di Makassar, beberapa sekolah di Makassar semakin memperketat pengawasan dan pengamanan.
Hal tersebut sejalan dengan instruksi wali kota Makassar Danny Pomanto agar sekolah menutup pagar saat pembelajaran berlangsung dan saat siswa pulang sekolah.
Kepala Sekolah SMPN 3 Makassar, Kaswadi mengatakan, tak bisa dipungkiri kekhawatiran orang tua semakin meningkat usai kasus ini.
Beberapa orang tua merasa cemas saat anaknya berada di luar rumah, termasuk saat mereka berangkat dan pulang dari sekolah.
Upaya pengetatan keamanan yang dilakukan di SMP 3 Makassar misalnya, guru menjemput anak setiap pagi di depan gerbang.
Setelah semuanya dipastikan masuk ke lingkungan sekolah, gerbang di tutup selama jam pelajaran
Tidak boleh ada siswa yang keluar masuk dengan alasan yang tidak jelas.
"Ini menyangkut ketertiban dan kenyamanan bagi pelajar, selama pembelajaran anak tidak bisa keluar masuk. Makanya ditutup pagar supaya ananak tidak bebas keluar masuk sekolah," ucapnya kepada Tribun-Timur.com, Rabu (11/1/2023).
Bahkan, sekolah menyarankan agar anak cukup belajar di rumah secara hybrid jika sudah terlambat ke sekolah.
Hal tersebut untuk mencegah terjadinya tindakan kriminal, jangan sampai tetap dipaksakan ke sekolah dan akhirnya hanya keluyuran.
"Namanya anak-anak, siapa tahu ada jambret di luar atau disisipi dengan pesanan-pesanan yang tidak diinginkan, seperti obat-obat terlarang, jadi kalau terlambat mending kasi belajar daring saja daripada dilepaskan keluar rumah tapi tidak sampai di sekolah," jelasnya.
Untuk itu, pihak sekolah kata Kaswadi akan mengirim jadwal jadwal masuk hingga pulang sekolah mulai Senin sampai Sabtu.
Orang tua diharapkan berperan untuk mencegah dan mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Kemudian saat jam pulang sekolah, para siswa diimbau untuk langsung pulang ke rumah masing-masing.
Mereka juga akan diawasi oleh guru maupun sekuriti yang bertugas saat jam pelajaran selesai.
"Insiden kemarin sudah bisa jadi warning bahwa kapan dan dimana saja musibah bisa terjadi kalau kita," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Wali Kota Makassar Danny Pomanto menginstruksi semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD), para Kepala Sekolah (Kepsek) hingga lingkungan keluarga untuk memperketat pengawasan terhadap anak.
Danny meminta agar seluruh elemen terkait ikut membantu pihak kepolisian dalam menuntaskan peristiwa ini.
Baginya, penculikan dan pembunuhan anak dibawah umur yang dilakukan oleh anak dibawah umur pula menjadi pelajaran semua pihak.
"Ini bukan hanya di lingkungan sekitar tetapi juga di sekolah. Ini pelajaran bagi kita. Saya memerintahkan seluruh Kepsek menutup sekolahnya pada saat pulang sekolah agar ketahuan siapa datang menjemput siswa itu karena rawan di situ," tegas Danny, Selasa (10/1/2023).
Selain di sekolah dan di masyarakat, yang paling penting juga adalah pengawasan terhadap anak ketika berada di rumah.
Utamanya terhadap akses dunia maya dan digitalisasi yang makin terbuka.
Apalagi, modus pembunuhan anak tersebut berawal dari tontonan yang ada di media sosial, hal itu patut diwaspadai.
"Dua orang ini dipengaruhi oleh medsos, ajakan membunuh untuk mendapatkan organ itu kan dari medsos. Makanya program Jagai Anakta' ini harus menjadi program wajib di semua keluarga," ujarnya.
Di sinilah pentingnya program 'Jagai Anakta' kata Danny.
Jika semua orang menjaga anaknya, dengan begitu semua akan terkontrol dengan baik.
Danny juga meminta pihak kepolisian mengusut tuntas kejadian ini dan diberikan hukuman kepada terduga pelaku sesuai dengan ketentuan hukum.
"Harus diusut siapa yang suruh dan pengaruhi dia, kenapa sampai mereka berbuat seperti itu. Harus diusut tuntas, siapa di belakangnya ini karena jangan sampai ada yang menginspirasi mereka untuk menjual organ," tegasnya.
Termasuk memperkuat pengawasan lingkungan lorong-lorong melalui percepatan pemasangan CCTV di lorong-lorong. (*)