Meski begitu, ISB UMKM pada kuartal III-2022 masih mampu melewati ambang batas 100,00 sehingga dapat diindikasikan masih kondusif.
“Penurunan tersebut disebabkan oleh turunnya penilaian pelaku UMKM terhadap kondisi ekonomi secara umum. Pada Indeks Situasi Sekarang (ISS), skor optimistis UMKM menurun dari level 109,2 menjadi 94,7. Pelaku UMKM menilai, kenaikan harga BBM bersubsidi membuat pertumbuhan bisnis mereka jadi melambat,” ucap Suanrso.
Terkait kemampuan pemerintah menjalankan tugas utamanya, mayoritas pelaku UMKM tetap yakin jika pemerintah mampu menjalankannya dengan baik.
Kepercayaan tersebut tercermin lewat hasil Indeks Kepercayaan pelaku UMKM kepada Pemerintah (IKP) Kuartal-III 2022 yang berada di level tinggi, yakni 127,2.
Pelaku UMKM memberikan penilaian yang tinggi terhadap kemampuan pemerintah dalam menciptakan rasa aman, tentram, serta dinilai mampu menyediakan dan merawat infrastruktur.
Adapun sebanyak 70 persen pelaku UMKM menilai pemerintah memiliki kinerja yang baik dalam hal penanganan pandemi COVID-19. Namun, hasil IKP ini menurun dibandingkan kuartal sebelumnya yang memiliki skor 133,9.
“Sementara itu, kenaikan harga BBM bersubsidi menyebabkan peningkatan inflasi dan menahan pertumbuhan bisnis UMKM. Namun, indeks komponen ini masih cukup baik atau masih jauh di atas ambang batas 100, yaitu 111,4 pada kuartal III-2022,” ujar Sunarso.
Kenaikan harga BBM bersubsidi, lanjut Sunarso cenderung memberikan pengaruh terhadap kinerja usaha pelaku UMKM.
Meski terdapat sekitar 41,6 persen pelaku UMKM yang melaporkan harga jual produknya meningkat, tetapi ada 67,7 persen pelaku UMKM yang melaporkan total biaya usahanya meningkat.
Kemudian, ada 30,3 persen pelaku UMKM yang menyatakan volume produksi atau penjualannya menurun, 36,1 persen menyatakan nilai penjualan menurun, dan ada 41,2 persen pelaku UMKM menyatakan keuntungan usahanya juga menurun.
Hal tersebut pun menyebabkan 36,6 persen pelaku UMKM mengalami penurunan pendapatan rumah. Di samping itu, terdapat juga 75,4 persen pelaku UMKM yang merasakan kenaikan pengeluaran rumah tangga karena adanya kenaikan harga bahan pokok.
“UMKM menyediakan lapangan kerja yang tinggi di Indonesia, yakni menyerap kurang lebih 119,6 juta tenaga kerja atau 96,92 persen dari total angkatan kerja. Dengan memberdayakan dan mendorong UMKM agar terus naik kelas, BRI percaya bahwa langkah tersebut akan membuka lapangan pekerjaan dan mendorong kesejahteraan masyarakat serta perekonomian Indonesia,” ucapnya.
Informasi terkait survei
Survei Kegiatan Usaha dan Sentimen Bisnis UMKM BRI melibatkan lebih dari 7.090 responden UMKM yang tersebar di semua sektor ekonomi di 33 provinsi.
Survei tersebut dilakukan oleh BRI Research Institute pada tanggal Selasa (27/9/2022) hingga Senin (17/10/2022).
Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode stratified systematic random sampling melalui proses wawancara. Metode ini dapat merepresentasikan sektor usaha, provinsi, dan skala usaha.