MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Wali Kota Makassar Danny Pomanto telah melaunching mobil listrik inovasinya. Mobil listrik bernama co'mo (commuter metro moda) tersebut menjadi kado spesial di Hari Ulang Tahun (HUT) ke-415 Kota Makassar.
Danny resmi memperlihatkan minibus listrik tersebut di depan tamu VVIP dan masyarakat yang menyaksikan HUT Kota Makassar di Lapangan Karebosi, Rabu (9/11/2022) malam.
Ukurannya agak gemuk, seperti namanya Co'mo yang diambil dari bahasa Makassar artinya berisi.
Kendaraan listrik tersebut berwarna hitam, dikombinasikan dengan warna biru dengan merk metaki.
Menurut Danny Pomanto, pengadaan co'mo sejalan dengan perintah Presiden Joko Widodo untuk menggunakan kendaraan listrik agar ramah lingkungan.
Juga untuk menghemat penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Hanya saja, mobil listrik co'mo ini belum bisa dioperasikan.
Danny menyebut masih perlu perbaikan untuk menyempurnakan kendaraan antar lorong tersebut.
Di samping itu, ia juga harus menuntaskan perizinannya di Kementerian Perhubungan.
"Ini baru prototipe, masih banyak kekurangan, kita akan sempurnakan setelah dapat SKRB (Surat Keterangan Rancang Bangun)," jelas Danny.
Diketahui, Danny Pomanto menggunakan dana pribadinya sebesar Rp250 juta untuk prototipe co'mo.
Rencananya, jika prototipe ini berhasil ia akan menganggarkan pengadaan co'mo dalam APBD Pokok 2023.
Rute transportasi co'mo ini melayani penumpang dari lorong ke lorong.
Co'mo akan mengantar penumpang menuju jalan utama sebagai penghubung ke transportasi publik lainnya.
Tujuannya untuk menghidupkan lorong-lorong dalam rangka recovery.
Di samping itu, co'mo juga menjadi kendaraan bagi wisatawan yang berkunjung ke lorong wisata.
Transportasi ini akan dilengkapi kacamata virtual reality (VR) untuk memperlihatkan kegiatan yang ada di lorong wisata.
Sebelumnya, Pakar transportasi Sulsel, Lambang Basri menyebutkan co'mo punya potensi bagus.
Kendaraan dengan bahan bakar listrik akan ramah lingkungan, bebas polusi dan suara.
Menurutnya, lorong harus bisa terintegrasi dengan lorong, agar terintegrasi.
Namun Pemkot Makassar harus memperbaiki managemen sistem transportasinya.
Jangan sampai co'mo tersebut beroperasi di jalan utama, konsepnya layaknya kendaraan lingkungan.
"Harus dibatasi dari segi empat lajur utama. Lorong ke lorong sudah cocok, dari lorong baru menyebarang jalan utama justru bahaya," jelasnya.
Mobil listrik itu juga bisa diintegrasikan dengan teman bus, program milik Kementerian Perhubungan RI.
Program co'mo bisa mengantar penumpang agar bisa mengakses teman bus.
Program tersebut sudah merencanakan lima koridor.
"Penumpangnya diharapkan diback up oleh kota. Intinya satu sisi melayani angkutan wilayah, juga fungsi menghubungkan antar halte dengan halte," tutupnya. (*)