TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Dua Jenderal Asal Makassar dipercaya menjabat Kapolda saat ini.
Keduanya yaitu Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran dan Kapolda Kalimantan Selatan Irjen Andi Rian Djajadi.
Keduanya berasal dari Sulawesi Selatan.
Irjen Andi Rian Djajadi adalah alumnus SMA Negeri 1 Makassar, sementara Irjen Fadil Imran adalah lulusan SMA Negeri 2 Makassar.
Irjen Fadil Imran dan Irjen Andi Rian Djajadi adalah Jebolan Akpol Angkatan 1991.
Mereka satu angkatan dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Andi Rian Djajadi resmi naik pangkat jadi bintang dua atau Inspektur Jenderal pada Selasa (1/11/2022).
Prosesi kenaikan pangkat Andi Rian Djajadi dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo kepada Andi Rian Djajadi di Jakarta pada Selasa (1/11/2022).
Mantan Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri itu dilantik sebagai Kapolda Kalsel oleh Kapolri saat Selasa (18/10/2022).
Sementara Irjen Fadil Imran lebih dahulu meraih bintang dua di pundaknya.
Irjen Fadil Imran dipercaya jadi Kapolda Jawa Timur pada 1 Mei 2020 lalu.
Enam bulan berselang, tepatnya 16 November 2020, Irjen Fadil Imran ditunjuk menjabat Kapolda Metro Jaya.
Berikut Profil Keduanya
1. Irjen Fadil Imran
Irjen Fadil Imran adalah Kapolda Metro Jaya.
Ia menggantikan Irjen Pol Nana Sudjana yang dicopot karena pengamanan PPKM saat itu.
Nama Fadil Imran juga pernah menjadi perhatian karena dikenal tegas terhadap simpatisan FPI terkait kerumunan massa.
Dikutip dari Surya.co.id, Fadil Imran dia memiliki rekam jejak menduduki beberapa jabatan penting di Polri.
Mulai dari Polres KP3 Tanjung Priok, Polres Kepulauan Riau, Polres Metro Jakarta, Polda Metro, hingga Mabes Polri.
Pada tahun 2008, Fadil Imran pernah menjabat sebagai Kasat III Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
Pada tahun yang sama, ia kemudian menjabat sebagai Kapolres KP3 Tanjung Priok.
Setahun kemudian, tepatnya pada tahun 2009, ia menjabat Wadir Reskrimum Polda Metro Jaya.
Setelah tiga tahun menjabat, pada tahun 2011, Imran dimutasi untuk menduduki jabatan Kasubdit IV Dittipidum Bareskrim Polri.
Masih pada tahun yang sama, ia kemudian menduduki jabatan Direktur Ditreskrimum Polda Kepri.
Lalu, dua tahun kemudian, pada tahun 2013, ia menjabat sebagai Kapolres Metro Jakarta Barat.
Dua tahun kemudian, pada 2015, ia dipindah untuk menduduki jabatan Analis Kebijakan Madya (Anjak Madya) Bidang Pidum Bareskrim Polri.
Setahun kemudian, pada tahun 2016, ia menjabat sebagai Direktur Ditreskrimsus Polda Metro Jaya.
Imran berhasil membongkar kasus pembajakan film Warkop DKI Reborn, dan berhasil membekuk satu orang pelaku, berjenis kelamin wanita berinisial P (31).
Masih pada tahun yang sama, ia bergeser untuk menjabat sebagai Wakil Dirtipideksus Bareskrim Polri.
Setahun kemudian, ia menjabat sebagai Dirtipid Siber Bareskrim Polri (2017) dan berhasil membongkar kasus besar yang berkaitan dengan organisasi siber terorganisir Muslim Cyber Army (MCA) pada Februari 2018 silam.
Dan pada tahun 2019, Imran menjabat sebagai Staf Ahli Sosial Budaya (Sahli Sosbud) Kapolri Jendral Idham Aziz hingga tahun 2020, sebelum akhirnya dimutasi menjadi Kapolda Jatim pada bulan Mei 2020.
Copot Kapolsek
Baru beberapa hari menjabat Kapolda Jatim, Irjen Fadil langsung mencopot Kapolsek.
Saat itu kapolsek tertidur saat rapat koordinasi evaluasi PSBB bersama Wali Kota Surabaya di Gedung Sawunggaling Pemkot Surabaya, Jumat (21/5/2020) siang.
Awalnya, Fadil tengah menjelaskan terkait penanganan Covid-19.
Namun, penjelasan Fadil tiba-tiba berhenti saat melihat seorang kapolsek tertidur.
Fadil kemudian menegur keras kapolsek tersebut dan memintanya keluar dari ruang rapat.
"Kamu jangan tidur kamu kapolsek, jangan tidur ya. Kamu keluar aja keluar. Eh Karo SDM ganti, kapolsek mana ini," ujar Fadil seperti dikutip dari Kompas TV, Minggu (23/5/2020).
2. Profil Irjen Andi Rian Djajadi
Andi Rian Djajadi resmi naik pangkat jadi bintang dua.
Pangkatnya kini Inspektur Jenderal atau Irjen.
Andi Rian Djajadi adalah penyidik kasus pembunuhan Brigadir J yang menyeret mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
Prosesi kenaikan pangkat dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo kepada Andi Rian Djajadi di Jakarta pada Selasa (1/11/2022).
Andi Rian Djajadi berasal dari Kota Makassar Sulawesi Selatan.
Ia menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 1 Makassar pada 1987 silam.
Saat ini Andi Rian Djajadi menjabat Kepala Kepolisan Daerah Kalimantan Selatan atau Kapolda Kalsel.
Naik pangkat setingkat lebih tinggi, Kapolda Kalsel menyandang pangkat Inspektur Jenderal (Irjen) Polisi.
Hal ini dibenarkan Kabid Humas Polda Kalsel, Kombes Mochamad Rifa’i.
"Betul, prosesi kenaikan pangkat sudah hari ini di Jakarta," kata Kombes Rifa’i dikonfirmasi Banjarmasinpost.co.id, Selasa (1/11/2022).
Prosesi pemberian kenaikan pangkat dilaksanakan di Markas Besar Polri di Jakarta dan dipimpin Kapolri, Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.
Andi Rian Djajadi banyak dikenal publik ketika menanganani kasus pembunuhan berencana Brigadir J yang melibatkan mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
Brigjen Andi Rian Djajadi didaulat jadi ketua Tim Penyidik Tim Khusus bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Brigjen Andi Rian Djajadi didaulat jadi ketua Tim Penyidik dalam kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Diketahui sejak naik tipologi dari Polda Tipe B menjadi Polda Tipe A pada 2018, Polda Kalsel dipimpin Jenderal Bintang Dua (Irjen).
Sebelumnya, saat masih bertipe B, Polda Kalsel dipimpin oleh Jenderal Bintang Satu (Brigjen).
Irjen Pol Andi Rian R Djajadi yang dilantik sebagai Kapolda Kalsel oleh Kapolri saat Selasa (18/10) mengemban tugas penting dalam memastikan pelaksanaan tugas-tugas dan fungsi kepolisian di Banua berjalan baik.
Tak cuma dari aspek sumber daya manusia (SDM), pembangunan Polda Kalsel dari aspek fisik, serta sarana dan prasarana juga terus dilakukan.
Saat ini, masih berlangsung pembangunan fisik gedung Polda Kalsel di Kota Banjarbaru.
Dan, Irjen Pol Andi Rian R Djajadi telah melakukan peninjauan ke lokasi proyek. Pengawasan akan terus dilakukan agar target penyelesaian pekerjaan fisik pada Desember 2022 dapat tercapai.
Kehebatan
Kala menjabat Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Andi Rian Djajadi adalah pemimpin berbagai kasus Habib Rizieq Shihab dan penembakan Laskar FPI.
Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis menunjuk Brigjen Pol Andi Rian R Djajadi sebagai Dirtipidum Bareskrim.
Ia menggantikan Brigjen Pol Ferdy Sambo yang promosi jabatan menjadi Kadiv Propam Mabes Polri.
Andi Rian sebelumnya menjabat Karo Korwas PPNS Bareskrim Polri.
Brigjen Pol Andi Rian R Djajadi adalah Jenderal Asal Makassar.
Laman resmi Akpol menyebut lulusan 1991 itu sebagai perwira berdarah Bugis.
Selama menjadi perwira, kariernya banyak dia habiskan di Sumatera.
Andi Rian juga pernah pernah menjabat Kasat Narkoba Polrestabes Medan, Kapolres Tebing Tinggi pada Polda Sumut dan Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimun) Polda Sumut.
Ringkus Konglomerat
Dikutip dari Tribun Medan, pengusaha properti Kota Medan, Mujianto tersandung kasus dugaan penipuan berdasarkan laporan pengaduan Armen Lubis (60) sesuai dengan STTLP/509/IV/2017 SPKT "II" tertanggal 28 April 2017 dengan kerugian material sebesar Rp 3,5 milliar.
Dugaan penipuan yang dilakukan Mujianto berawal dari ajakan kerjasama melalui stafnya yang diketahui bernama Rosihan Anwar untuk melakukan bisnis penimbunan lahan seluas 1 Ha atau setara 28.905 M3 di atas tanah lahan di Kampung Salam, Kelurahan Belawan II, Kecamatan Medan Belawan sekitar Juli 2014 lalu.
Saat dipaparkan oleh Direktur Ditreskrimum Polda Sumut Kombes Andi Rian, Mujianto selalu menebar senyum kepada wartawan di hadapannya.
Mujianto juga sempat berkomentar terkait dirinya yang sempat melarikan diri keluar Indonesia.
"Karena tidak hadir," kata Mujianto.
Namun, omongan Mujianto langsung ditepis Andi Rian yang kala itu menjadi DirKrimum Polda Sumut.
"Saya tidak menyuruh Anda berbicara. Tersangka tidak boleh bicara," ujar Andi Rian sambil menunjuk ke arah Mujianto, Rabu (25/7/2018).
Urai Kasus Pembunuhan Berencana Hakim Jamaluddin
Masih dari Tribun Medan, Polda Sumut menggelar rekonstruksi pembunuhan Hakim Jamaluddin di Cafe Every Day, Jalan Gagak Hitam, Medan, Senin (13/1/2020).
Kepada awak media, Dirkrimum Polda Sumut Kombes Pol Andi Rian menceritakan kalau di lokasi inilah Zuraida Hanum, M Jefri Pratama dan M Reza Fahlevi merencanakan pembunuhan.
Kombes Pol Andi Rian menyebutkan kalau Jefri Pratama awalnya menolak permintaan Zuraida Hanum.
"Jefri Pratama sarankan Zuraida Hanum gugat cerai (Jamaluddin) ke pengadilan," jelas Kombes Pol Andi Rian.
Saran Jefri Pratama ditolak mentah-mentah oleh Zuraida Hanum.
Ia kekeh agar M Jefri Pratama dan M Reza Fahlevi membunuh suaminya.
"Dia (Zuraida Hanum) malu kalau cerai di pengadilan," sambungnya.
Sekadar informasi, Jasad Hakim Jamaluddin ditemukan di dasar jurang Desa Kutalimbaru, Deliserdang, di dalam Toyota Prado BK 77 HD.
Kapolda Sumut, Irjen Pol Martuani Sormin Siregar, telah memaparkan kasus pembunuhan berencana ini.
Peristiwa terjadi pada 28 November 2019 dan jenazah ditemukan pada 29 November 2019.
"Saya sebagai Kapolda Sumut, mengapresiasi memberikan penghargaan kepada seluruh tim yang terlibat dalam pengungkapan kasus ini," kata Martuani.
"Termasuk masyarakat yang memberikan informasi kepada kami," sambungnya.
Martuani menjelaskan dengan tegas, bahwa pembunuhan Hakim Jamaluddin sebagai pembunuhan berencana.
Lanjut Martuani, pelaku utama dalam pembunuhan ini berinisial Zuraida Hanum yang tak lain adalah istri korban dibantu JP dan RF.
Pimpin Proses Hukum Kasus Bentrok FPI-Polisi
Tribunnews.com sebelumnya mengabarkan, Direktorat Tindak Pidana Umum (Dit Tipidum) Bareskrim Polri, Polda Metro Jaya, dan Polres Karawang menggelar rekonstruksi bentrokan antara enam anggota laskar FPI dengan Polri di Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Dari rekonstruksi itu, enam anggota laskar FPI itu diketahui ditembak di tempat yang terpisah.
Adapun rekonstruksi ini dilakukan di empat TKP yang berbeda dimulai pada TKP I di depan Hotel Novotel, Jalan Karawang Internasional.
Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Andi Rian Djajadi, menyampaikan TKP pertama menunjukkan awal mula Polri terlibat bentrok dengan FPI.
"Dari TKP 1 itu utamanya terjadi penyerangan anggota Polri sehingga anggota Polri dalam hal ini penyidik melakukan pengejaran, melihat gelagat dari pelaku yang mencoba mengarahkan tembakannya kepada petugas daripada didahului dilakukan tindakan tegas," kata Brigjen Andi saat meninjau langsung proses rekonstruksi, Senin (14/12/2020) dini hari.
Menurut Andi, aksi kejar-kejaran itu melewati bundaran Jalan Karawang Internasional hingga Gerbang Tol Karawang Barat arah Cikampek ke Rest Area KM 50.
Kedua tempat ini menjadi TKP 2 dan TKP 3.
Di TKP 3, kata Andi, mobil yang ditumpangi oleh laskar FPI itu pun berhasil diamankan.
Namun ternyata, hanya 4 orang yang masih dalam kondisi hidup.
Sementara itu, 2 orang laskar FPI telah dalam kondisi luka saat terlibat baku tembak dengan polisi dalam perjalanan TKP 2 menuju TKP 3.
"Ternyata di TKP 3 begitu dibuka ditemukan bahwa 2 dari pelaku sudah dalam kondisi luka. Kegiatan atau adegan di TKP 3 itu 4 tersangka atau pelaku yang masih hidup itu diamankan ke dalam mobil dengan tujuan dibawa penyidik untuk dibawa ke Polda Metro Jaya," jelasnya.
Diungkapkan Andi, 4 orang tersangka disebut mencoba melakukan perlawanan saat di tol Jakarta-Cikampek selepas rest area KM 50 hingga KM 51+200 yang menjadi TKP 4.
Alhasil, keempatnya ditembak oleh penyidik.
Namun, tidak dijelaskan ihwal berapa kali penyidik Polri melakukan penembakan kepada keempat laskar FPI yang dieksekusi di jalan tol Jakarta-Cikampek KM 50 sampai dengan 51+200 tersebut.
"Dari KM 50 sampai 51,2 terjadilah penyerangan dan merebut senjata anggota. Percobaan merebut senjata anggota dari pelaku di dalam mobil. Disitulah terjadi upaya penyidik di dalam mobil untuk melakukan tindakan pembelaan sehingga keempat pelaku yang ada di dalam mobil itu dilakukan tindakan tegas dan terukur oleh anggota yang ada di dalam mobil," jelasnya.
Usai insiden itu, petugas polisi membawa 6 orang laskar FPI tersebut ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
"Setelah kejadian dalam kondisi luka, langsung dibawa ke RS Polri Kramat Jati," tukasnya.
Direktorat Tindak Pidana Umum (Dit Tipidum) Bareskrim Polri, Polda Metro Jaya, dan Polres Karawang sebelumnya menggelar rekonstruksi di empat titik terkait dengan kasus bentrokan Laskar Front Pembela Islam (FPI) dan Polri di Tol Jakarta-Cikampek.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono mengungkapkan, dalam empat Tempat Kejadian Perkara (TKP) setidaknya digelar 58 adegan rekonstruksi yang memperlihatkan bagaimana awal mula penyerangan Laskar FPI hingga polisi melakukan tindakan tegas terukur.
"Dalam proses rekonstruksi malam ini setidaknya ada 58 adegan rekonstruksi," kata Argo saat meninjau langsung proses rekonstruksi, Senin (14/12/2020) dini hari.
Argo merincikan rekonstruksi dimulai sejak pada TKP I yang tepatnya di depan Hotel Novotel, Jalan Karawang Internasional.
Di sana, total ada 9 adegan yang diperagakan oleh Polri.
Sementara lokasi II yaitu selepas bundaran Jalan Karawang Internasional hingga Gerbang Tol Karawang Barat arah Cikampek ke Rest Area KM 50 ada empat adegan.
Sedangkan di Rest Area KM 50 yang menjadi TKP ketiga penyidik melakukan adegan rekonstruksi sebanyak 31.
TKP terakhir yakni Tol Japek selepas Rest Area KM 50 hingga KM 51 200, penyidik memperagakan 14 adegan.
Argo menyampaikan, rekonstruksi telah digelar secara transparan ke masyarakat.
Setidaknya pihaknya telah menghadirkan saksi sebanyak 28 orang.
Bahkan, empat di antaranya merupakan polisi yang terlibat bentrokan dengan FPI pada insiden tersebut pecah.
"Jumlah saksi yang dihadirkan malam ini ada 28 orang. Saksi korban ada empat," ujar Argo.
Adapun barang bukti yang dihadirkan pada rekonstruksi di antaranya dua unit mobil anggota, satu unit mobil tersangka, enam pasang pakaian tersangka, senjata tajam, dan dua senjata api rakitan peluru 9 MM.(Tribunnews.com)