TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) kembali menggelar Dialog Eksklusif Islam: Kemodernan dan ke-Indonesiaan edisi ke-13.
Dialog bertema dimensi kemanusiaan dalam sepak bola, sebagai respon atas tragedi Kanjuruhan yang tengah ramai jadi buah bibir masyarakat.
Sebagai narasumber hadir Bayu Aji Soekarno. Acara dimoderatori Arief Rosyid Hasan.
Menurut Bayu Aji Sukarno, tradisi sepak bola di Indonesia telah ada sejak tahun 1930. Waktu itu masih berstatus sebagai Hindia-Belanda.
Sehingga olahraga ini begitu akrab dan hampir semua anak-anak di Indonesia tahu dan sebagian besar pernah bermain sepakbola.
“Sepak bola kan paling mudah dimainkan, kalo kecil dulu gak ada gawang pakenya sendal,” kenang Supporter Tim Nasional Indonesia ini dikutip Tribun-Timur.com melalui kanal YouTube Masjid Agung Sunda Kelapa, Jumat (7/10/2022).
Bayu menjelaskan, suporter Indonesia memang dikenal fanatis, lebih fanatis ketimbang negara-negara seperti Jepang bahkan Inggris sekalipun.
Karena sepak bola adalah hiburan murah, dan banyak digemari oleh kalangan lintas usia hingga kelas sosial.
Tragedi Kanjuruhan menjadi pukulan telak bagi sepak bola Indonesia yang tengah menanjak di era kepelatihan Shin Tae-yong.
Perkembangan itu bisa dilihat dari ranking FIFA zona Asia, Indonesia kini menempati posisi 152 naik 3 tingkat.
Timnas Indonesia juga tengah bersiap mengikuti beberapa agenda akbar di tahun 2023 nanti.
Di antaranya adalah Piala AFF 2022, Piala Asia U20 2023, Sea Games 2023, Piala Asia 2023, dan Piala Dunia U20 2023.
Apalagi pada Piala Dunia U20 nanti, kita bertindak sebagai tuan rumah.
Menurut Bayu, tragedi Kanjuruhan ini bisa menjadi waktu tepat untuk berbenah.
Semua lembaga dan kelompok terlibat harus memperbaiki diri, bukan saling menyalahkan.