Bahan Bakar Minyak

Pengamat: Harga BBM Non Subsidi Turun "Akal-akalan' Pemerintah

Editor: Muh. Irham
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Harga BBM non subsidi mengalami penurunan. Menurut Pertamina, penurunan harga BBM non subsidi tersebut untuk merespon harga minyak mentah dunia yang juga mengalami penurunan

TRIBUN-TIMUR.COM - Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah melihat penurunan harga BBM non subsidi bagian dari upaya meredam kepanikan masyarakat.

Menurutnya, tidak ada manfaat langsung yang dirasakan dari penurunan harga bahan bakar minyak non subsidi tersebut.

"Itu kan strategi pemerintah untuk sesungguhnya menaikkan BBM subsidi, jadi yang non subsidi diturunkan walaupun tidak banyak," ucap Trubus kepada Tribun Network, Kamis (1/9/2022).

Pada intinya, kata Trubus, pemerintah tidak ingin terjadi gejolak atau aksi demo atas kenaikan BBM subsidi secara besar-besaran.

Dirinya malah haqqul yakin BBM subsidi nantinya akan dihapus demi menjaga inflasi tetap terkendali.

"Secara perlahan BBM bersubsidi ini juga dihapus dan pemerintah dalam tanda kutip juga membohongi publik," tuturnya.

Lebih lanjut, Trubus khawatir kondisi ketidakpastian harga BBM ini bisa memunculkan free rider atau para penimbun.

"Atau cara lainnya tidak usah menaikkan sehingga inflasi tetap bisa dikendalikan tidak lebih dari 5 persen," tukasnya.

Dia berpandangan pemerintah akan lebih efektif membatasi kuota pembelian BBM subsidi untuk beberapa kendaraan yang ditentukan.

Misalnya hanya kendaraan transportasi publik, kendaraan logistik, sepeda motor di bawah 150 cc dan mobil berkapasitas mesin 1.000 cc yang bisa minum BBM subsidi.

Trubus menambahkan opsi menaikkan harga BBM subsidi malah akan memunculkan ketidakpercayaan publik terhadap pemerintah.

"Saya khawatir dampak lanjutannya terjadi public distrust, situasi sosial-politik jadi kacau. Karena ini masalah ekonomi nanti jadi politik, itu repotnya," tuturnya.

Bukan tidak mungkin, imbuh Trubus, di tahun politik menjelang pemilu 2024 banyak partai politik mencari massa dengan memanfaatkan isu kenaikan BBM.

"Pemerintah betul-betul harus prudent," ujar pria bergelar doktor tersebut.

Ikut Tren Dunia

Halaman
12

Berita Terkini