Longsor di Luwu Timur

Jalan Trans Sulawesi di Kasintuwu Luwu Timur Sudah Bisa Dilalui Kendaraan

Penulis: Ivan Ismar
Editor: Hasriyani Latif
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Material longsor menutup badan jalan Trans Sulawesi tepatnya di Desa Kasintuwu, Kecamatan Mangkutana, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Selasa (30/8/2022). Kini Jalan Poros Trans Sulawesi sudah bisa dilalui kendaraan.

TRIBUNLUTIM.COM, MANGKUTANA - Jalan Poros Trans Sulawesi sudah bisa dilalui kendaraan di Desa Kasintuwu, Kecamatan Mangkutana, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Rabu (31/8/2022).

Pada Selasa (30/8/2022) petang, longsor terjadi dan menutup badan jalan Trans Sulawesi hingga tak bisa dilalui kendaraan.

Tepatnya Dusun Mabungka dan Dusun Mangkulande Desa Kasintuwu, ada dua titik longsor yang terjadi di lokasi ini.

Kapolsek Mangkutana AKP Nyoman Sutarja mengatakan saat ini jalan sudah bisa dilalui kendaraan.

"Hanya saja masih satu jalur, yang penting sudah bisa dilalui," ujar AKP Nyoman Sutarja.

Ia menambahkan, jalan tersebut baru bisa dilalui kendaraan semalam pada pukul 23.00 Wita.

Setelah longsor menerjang wilayah tersebut sekitar pukul 18.00 Wita, pembersihan terus dilakukan untuk mengoptimalkan jalur Trans Sulawesi.

Jalur Kasintuwu Mangkutana adalah akses utama yang dilalui warga dari Luwu Timur dan Sulteng. Jalur ini berada di wilayah pegunungan.

Dilaporkan, Kasintuwu masuk kategori daerah rawan longsor saat hujan mengguyur wilayah tersebut.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi curah hujan Agustus 2022 di Luwu Timur, tinggi.

Operator Pelaksana Teknis Tugas Pusdalops BPBD Luwu Timur, Asep mengatakan kalau dilihat dari data curah hujan tahun lalu.

"Pada bulan Agustus curah hujan wilayah Luwu Timur cukup tinggi dan hujannya biasa terjadi di sore-malam," kata Asep, Kamis (11/8/2022).

Asep menambahkan, dinamika atmosfer pada bulan ini, mendukung naiknya intensitas curah hujan.

Itu meliputi wilayah sekitar Teluk Bone, termasuk Luwu Timur. "Dalam bulan ini, intensitas curah hujannya tinggi," ujar Asep.

Upaya dini yang dapat dilakukan yaitu meningkatkan koordinasi dengan BMKG di daerah serta 

Ia mengatakan pemantauan dilakukan secara berkala informasi iklim dan perkembangan cuaca maupun peringatan dini cuaca ekstrem.(*)

Berita Terkini