Bob Tutupoly Meninggal

Bob Tutupoly Meninggal Dunia: Pernah Pimpin Restoran di New York Sebelum Tenar Lewat Tembang Widuri

Editor: Alfian
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bob Tutupoly meninggal dunia, Selasa (5/7/2022) dini hari.

 

TRIBUN-TIMUR.COM - Bob Tutupoly meninggal dunia di usia 82 tahun.

Kabar meninggalnya Bob Tutupoly tersiar pada, Selasa (5/7/2022) dini hari.

Penyebab Bob Tutupoly meninggal dunia belum diketahui hingga kini.

Namun kabar meninggalnya Bob Tutupoly tentu memberikan duka mendalam utamanya bagi belantika musik Tanah Air.

Terang saja, Bob Tutupoly boleh disebut sebagai salah satu penyanyi legendaris Indonesia.

Tembang yang dibawakan Bob Tutupoly seperti Widuri menjadi salah satu hits yang bisa eksis melintasi beberapa generasi.

Tapi, tak banyak yang tahu bahwa sosok Bob Tutupoly dulunya tak terjun langsung ke dunia tarik suara.

Dilansir dari wikipedia, Bob Tutupoly diketahui pernah berprofesi sebagai pemimpin di salah satu restoran di New York, Amerika Serikat.

Ditarik ke belakang, Bob Tutupoly yang memiliki nama asli Bobby Willem Tutupoly lahir 13 November 1939.

Bob Tutupoly mulai rekaman di Jakarta pada tahun 1965 bersama Pattie Bersaudara. 

Selanjutnya, ia dikenal dengan lagu-lagu Lidah Tak Bertulang, Tiada Maaf Bagimu, Tinggi Gunung Seribu Janji, dan lain-lain.

Ia bergabung Bill Saragih di band The Jazz Riders pada 1960.

Pada 1969 Bob Tutupoly pergi ke Amerika Serikat dan memimpin sebuah restoran milik Pertamina di kota New York. 

Setelah kembali ke Indonesia pada 1977, ia menjadi populer karena membawakan lagu Widuri, ciptaan Slamet Adriyadi, yang menjadi sangat terkenal hingga saat ini.

Bob Tutupoly juga dikenal sebagai pemandu acara kuis di TVRI.

Masa Kecil Bob Tutupoly

Bob Tutupoly adalah anak kedua dari lima bersaudara, pasangan perantau asal Negeri Ouw, Maluku, Adolf Laurens Tutupoly dan Elisabeth Wilhemmina Henket-Sahusilawane. 

Ia dilahirkan di RS William Booth, Jalan Diponegoro, Surabaya pada tanggal 13 November 1939.

Bob memiliki seorang kakak yang bernama Christian Jacobus Tutupoly dan tiga orang adik yang bernama Alexander Bartjes Tutupoly, Hendrika Laurensia Tutupoly, dan Adolf Tutupoly Jr. (meninggal pada tahun 1947, saat perjuangan mempertahankan kemerdekaan di Yogyakarta).

Ayahnya telah berdinas di Angkatan Laut sejak zaman penjajahan Belanda di Indonesia dan terus membela TNI ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaanya. 

Bob dan keluarganya sempat berpindah ke Yogyakarta yang kala itu menjadi ibu kota RI, sebelum akhirnya kembali ke Surabaya pada tahun 1953 dan memasuki bangku Sekolah Dasar di SD Pasar Turi. 

Sejak kecil, Bob dan keempat saudaranya dididik dengan disiplin militer oleh sang ayah. 

Bakat seni Bob memang diwariskan dari kedua orang tuanya, ayahnya adalah pemain suling dan ibunya merupakan penyanyi di gereja.

Bob Tutupoly melanjutnya pendidikannya di SMP Kristen Embong Wungu, Surabaya dan SMA Katolik St. Louis, Surabaya. 

Ia sempat menuntut ilmu di Perguruan Tinggi Ekonomi Surabaya (Cikal bakal Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga) dan Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran, Bandung namun kedua terhenti di tengah jalan.

Karier Bob Tutupoly

Kegemaran Bob Tutupoly akan dunia tarik suara telah ditunjukkannya sejak kecil dan ia mulai bernyanyi untuk mendapatkan uang jajan tambahan pada masa remajanya. 

Saat duduk di bangku SMA, Bob diajak bergabung dalam Kwartet Jazz di RRI Surabaya oleh Didi Pattirane. 

Bersama Didi Patirane, Bob juga merekam lagu-lagu daerah Maluku, seperti Mande-mande, Sulie, dan Donci Bagici. 

Rekaman tersebut difasilitasi oleh perusahaan rekaman milik negara, Lokananta. 

Pada masa-masa itu, Bob juga diminta bergabung dengan Chen Brohers (Bubi Chen, Nico, Jopie Chen, dan Frans) untuk mengisi acara dansa kalangan atas. 

Bob Tutupoly pernah tergabung di dalam Band Bhinneka Ria bersama dengan Bubi Chen, Loudy Item, Award Seweileh, Marius Diaz, Hasan Alamudin, dan Yusmin. 

Band ini berhasil menjuarai festival band di Surabaya dan festival Band se-Jawa di Jakarta. 

Band Bhinneka Ria sempat bermain bersama Trio Los Pancos dan merekam lagu Oto Bemo, Kopral Jono, dll. bersama dengan Jack Lesmana pada tahun 1960. 

Ketika berkuliah di Bandung, Bob tergabung dalam grup Cresendo pimpinan Yongki Nusantara yang sering tampil di hotel, seperti Hotel Homman dan Bumi Sangkuriang serta beberapa klub malam kota Bandung.

Pada tahun 1963, band The Riders meminta dirinya menggantikan vokalis mereka saat itu, Bill Saragih, yang bekerja di Thailand. 

Bersama The Riders, Bob dapat tampil di Nirwana Super Club, Hotel Indonesia sebanyak 15 kali dalam sebulan. 

Bob tidak hanya sering tampil di Hotel Indonesia, tetapi juga di TVRI dan tempat-tempat lain yang mengundangnya.(*)

Baca berita terbaru dan menarik lainnya dari Tribun-Timur.com via Google News atau Google Berita

 


 

Berita Terkini