Kami menggunakan kualitas aspal cukup bagus, semua proyek di wilayah kami seperti pembangunan jalan poros, tol dan bandara itu kami sudah suplai.
Contohnya Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar 100 persen kami suplai. Itu berkat kepercayaan pemerintah terhadap kami.
Begitupun dengan tol, bukan hanya disini kota besar, tapi seluruh pelosok tanah air misalnya Selayar.
Gunanya kami berbisnis bukan hanya semata-mata meraih keuntungan tapi, bagaimana kita bisa bangkitkan perekonomian di Indonesia. Salah satu cara adalah memfasilitasi pemerintah dengan membangun jalan di daerah terpencil.
Yang menarik hususnya tol dan bandara?
Tol menggunakan aspal khusus namanya Shell atau Esso itu impor dari Singapura.
Kita datangkan secara khusus dan kita menjaga kualitas sampai Asphalt Mixing Plant (AMP) hingga ke proyek.
Banyak yang harus kita perhatikan terutama dari segi kuantitinya, temperatur itu dijaga.
Jangan bekerja hanya mencari keuntungan tapi menjaga kualitas.
Apa penyebab aspal cepat rusak?
Terus terang saja jika ada jalan yang cepat rusak, bukan karena kualitas aspal, tapi bagaimana kondisi lahannya.
Misalnya jalanan tersebut selalu dilalui air maka daya perekatnya berkurang. Itu yang menyebabkan aspal cepat rusak.
Kalau misalnya ada rawa-rawa, maka akan dilakukan penimbunan dan betonisasi lalu diaspal diatasnya.
Apakah volume mempengaruhi kualitas aspal?
Tentu saja tidak mengurangi kualitas. Jadi pesan dari Pak Jusuf Kalla, menimbang Aspal boleh lebih tapi tidak boleh kurang.