Penyakit Hewan

Jelang Idul Adha, Dua Ekor Sapi di Maros Tiba-tiba Mati, Diduga Terjangkit Antraks

Penulis: Nurul Hidayah
Editor: Muh. Irham
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dokter kesehatan hewan Maros memeriksa sampel tanah dan bagian tubuh bangkai sapi yang ditemukan mati di Marumpa, Maros, Kamis (23/6/2022). Sapi tersebut diduga terjangkit penyakit Antraks

MAROS, TRIBUN-TIMUR.COM – Dua ekor sapi di desa Marumpa, Kecamatan Mandai, Maros, Sulawesi Selatan ditemukan mati mendadak hanya selang waktu sepekan.

Kedua hewan tersebut diduga diduga terjangkit penyakit antraks. Pihak Puskewan Dinas Pertanian dam Ketahanan Pangan Maros pun telah melakukan pemeriksaan.

Mereka mengambil sejumlah sampel, seperti tanah dan potongan telinga dari bangkai sapi itu. 

Tim Dokter Puskeswan Maros, Nana Junita menduga sapi tersebut terjangkit antraks karena daerah Marumpa memang endemik akan penyakit tersebut.

“Untuk sementara karena sapi yang kami dapati sudah lewat dua hari badannya sudah membengkak semua, jadi kita ambil sampel dulu berupa tanah dan potongan telinga yang kami curigai mengarah ke antraks karena daerah sinikan endemik antraks,” katanya Kamis (23/06/2022). 

Seluruh sampel yang diambil oleh petugas ini, nantinya akan dibawa ke laboratorium Balai Veteriner Maros untuk dilakukan pengujian guna memastikan penyebab dari kematian dua ekor sapi itu. 

Diperkirakan dalam tiga hari kedepan, hasilnya akan keluar. 

“Jadi kami ambil dulu sampelnya karena inikan sudah ditemukan mati dua hari lalu. Kita akan bawa ke laboratorium untuk diuji. Kita tunggu dua sampai tiga hari kedepan untuk hasil pengujian,” lanjutnya. 

Sementara itu, pemilik sapi mengaku, kedua sapinya itu dalam keadaan baik-baik saja sebelum ditemukan mati.

Tak ada sama sekali tanda-tanda jika sapinya itu sakit. 
 
Namun, dua bulan sebelum kejadian, satu ekor sapinya memang pernah sakit dan tak bisa jalan. 

“Sehat-sahat saja. Pernah memang sakit, tapi itu sudah lama sekali. Ada sekitar 2 bulan lalu, itu dia tidak bisa berdiri. Tapi habis itu sehat dan normal,” kata pemilik sapi, Hanapiah. 

Awalnya, pemilik sapi itu curiga jika kedua ekor sapi miliknya itu sengaja diracuni oleh orang lain. 

Namun dari tanda-tandanya, sapi itu tidak mengeluarkan busa sama sekali saat ditemukan mati. 

“Tidak ada busa di mulutnya waktu mati. Kita curiga itu diracun atau kena PMK. Tapi mudah-mudahan bukanlah,” ujarnya. 

Sejak dulu, sejumlah warga di wilayah itu memang banyak yang beternak sapi. 

Hanya saja, sapi-sapi mereka tidak dikandangkan dan hanya dilepas begitu saja. 

Petugas Kesehatan hewan juga mengaku terkendala melakukan pemeriksaan rutin karena warga kurang memperhatikan kondisi ternak mereka.(*)

Berita Terkini