Demam Berdarah

DBD Mulai Mengancam, Warga Tana Toraja Diimbau Terapkan PSN 3M Plus

Penulis: Tommy Paseru
Editor: Hasriyani Latif
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas Dinkes Fogging nyamuk di Se'pon Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Selasa (7/6/2022).

TRIBUNTORAJA.COM, MAKALE - Masyarakat Tana Toraja, Sulawesi Selatan diimbau waspada seiring dengan meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

Sejak Januari hingga Mei 2022, terdapat 148 kasus DBD.

Kepala Dinas Kesehatan Tana Toraja, dr Ria Minolta Tanggo menjelaskan kasus tertinggi terjadi April 2022. 

Di mana pada April terdapat 127 kasus. Kemudian pada Mei 27 kasus. 

"Hingga Mei 148 kasus. Kami imbau masyarakat waspada," kata dr Ria saat dikonfirmasi Tribun-Timur.com via telepon selular, Selasa (7/6/2022). 

Ia menjelaskan, dari total kasus tersebut tak ada yang meninggal dunia namun tetap harus waspada.

Sebab kasus DBD yang terjadi menjangkit semua kelompok usia. 

"Bukan hanya anak-anak, tapi semua kelompok usia," ujarnya.

Upaya pun terus dilakukan untuk menekan kasus DBD ini. 

Baru-baru ini, petugas kesehatan melakukan fogging nyamuk di Se'pon, Kelurahan Pantan, Kecamatan Makale, Tana Toraja.

Fogging menyasar seluruh selokan dan rumah warga.

Selain upaya tersebut, Dinas Kesehatan juga imbau masyarakat giatkan PSN 3M Plus. 

PSN adalah upaya pemberantasan sarang nyamuk. Sedangkan 3M yakni menguras, menutup dan memanfaatkan. 

Menguras, merupakan kegiatan membersihkan tempat yang sering menjadi penampungan air. Seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya. 

Dinding bak maupun penampungan air juga harus digosok untuk membersihkan dan membuang telur nyamuk yang menempel erat pada dinding tersebut. 

Saat musim hujan maupun pancaroba, kegiatan ini harus dilakukan setiap hari untuk memutus siklus hidup nyamuk yang dapat bertahan di tempat kering selama 6 bulan.

Menutup, merupakan kegiatan menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum. 

Menutup juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengubur barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk.

Kemudian memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang).

Warga juga disarankan untuk memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.

Sedangkan Plus-nya adalah bentuk upaya pencegahan tambahan seperti memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.

Menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, gotong Royong membersihkan lingkungan.

Periksa tempat-tempat penampungan air, meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup, memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras.

Kemudian, memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar, serta menanam tanaman pengusir nyamuk.(*)

Laporan Kontributor TribunToraja.com, @b_u_u_r_y 

Baca berita terbaru dan menarik lainnya dari Tribun-Timur.com via Google News atau Google Berita

Berita Terkini