"Itu hal bermanfaat bagi saya pribadi. Karena meningkatkan kualitas saya sebagai penyiar," ujarnya.
Diakuinya, sebagai penyiar ia harus menyiapkan skrip dengan matang sebelum bertemu dengan narasumber.
"Posisi saya pertama kali masuk itu menjadi interviewer. Beberapa kali itu, ketika wawancara, kadang-kadang ada narasumber yang kalau ditanya jawabnya singkat. Nah, untuk menghadapi seperti itu, kita harus riset dulu," bebernya.
Biasanya, sebelum mewawancara narasumber, Silvana terlebih dahulu mengumpulkan informasi terkait latar belakang narasumbernya tersebut.
"Semisal hal-hal yang mereka sukai, kebiasaan dan hal-hal yang tidak disukai narasumber. Nah, itu penting," tuturnya.
Ketika menjadi penyiar, Silvana juga dituntut untuk menentukan goals saat interview narasumber.
"Ketika melakukan interview harus menentukan goals. Arahnya mau kemana. Supaya saat narasumber ditanya, jawabannya gak kemana-mana," imbuhnya.
Dia juga belajar mengatur emosi saat tampil menjadi penyiar.
"Emosi yang dibangun itu penting untuk keberlangsungan siaran. Meskipun sejatinya kita lagi sedih, kalau sudah di depan mic itu, kita harus tampilkan ke pendengar kalau kita tidak sedang punya masalah," terangnya.
Laporan jurnalis Nining Angreani.