TRIBUN-TIMUR.COM - Akademisi dari Universitas Hasanuddin atau Unhas, Mulyadi Mau menceritakan pengalamannya harus menonton tayangan infotainment di televisi.
Pengajar Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unhas itu sebenarnya tak suka dengan infotainment, namun dia harus menontonnya secara seksama.
Bukan karena ingin mencari gosip terbaru dari artis, tapi karena tuntutan pekerjaan.
Mulyadi Mau diminta menjadi konsultan oleh Komisi Penyiaran Indonesia atau KPI, lembaga pemerintah yang bertugas memantau/mengawasi isi siaran televisi dan radio di Tanah Air.
Dalam periode tertentu, dia dikirimi rekaman siaran yang harus dia tonton secara seksama guna penyusunan Indeks Kualitas Program Siaran Televisi oleh KPI.
Isi siarannya banyak.
"Sampai 1 TB. Di situ ada infotainment yang harus saya tonton. Waduh, tidak sesuai fakta," ujar Mulyadi Mau saat menjadi narasumber Diskusi Publik Hari Kemerdekaan Pers Internasional bertema 'Jurnalisme di Bawah Ancaman Digital' di Makassar, Sulsel, Senin (16/5/2022).
Diskusi ini digelar Aliansi Jurnalis Independen atau AJI Kota Makassar.
Lebih lanjut, kata Mulyadi Mau menceritakan, di tayangan infotainment yang dia tonton mayoritas isi siarannya amat bertentangan dengan prinsip jurnalistik.
Contents-nya tak penting untuk dikonsumsi publik dan tak sesuai fakta.
"Hanya mengangkat yang viral-viral saja," kata Mulyadi Mau mengeritisi.
Contoh content viral diulas dalam tayangan infotainment yang sempat ditonton Mulyadi Mau adalah persalinan Aurel Hermansyah istri Atta Halilintar dengan hubungan asmara Thariq Halilintar dengan Fuji.
"Atta Halilintar terkilir kakinya saat istrinya mau melahirkan Ameena. Itu yang disiarakan. Kemudian bagaimana itu hubungan (asmara) Thariq dengan Fuji," ujarnya di hadapan peserta diskusi yang didominasi jurnalis.
Mulyadi Mau mengeritisi jika keseharian para pesohor itu tak penting untuk dikonsumsi publik, tak penting untuk ditayangkan melalui media mainstream.
Namun, malah itu yang diulas.(*)
Baca berita terbaru dan menarik di Tribun-Timur.com via Google News atau Google Berita.