Mallick mengatakan, akibat perang Ukraina-Rusia, harga minyak sawit sudah mulai tinggi ditambah dengan pelarangan ekspor minyak sawit yang dilakukan Indonesia, menjadi doronagn lain harga CPOlain.
“Kami merasa puncaknya sudah berakhir. Sekarang persoalan penurunan harga karena tidak ada kabar buruk yang mendorong kenaikan harga CPO,” ucap Mallick.
India mengimpor lebih dari 55 % konsumsi minyak nabatinya setiap tahun, baik dalam bentuk mentah maupun olahan.
Dari total impor, sebanyak 7,2 juta ton (MT) minyak sawit per tahun diantaranya didatangkan dari Indonesia dan dari Malaysia sebesar 5,4 MT.
Sekedar diketahui Presiden Jokowi melarang pemberlakuan ekspor CPO dan bahan baku minyak goreng.
Langkah tersebut diambil karena guna mengatasi lonjakan harga dan kelangkaan minyak goreng di dalam negeri yang tak kunjung stabil hampir setengah tahun terakhir.
Jokowi tak menyebut secara pasti kapan larangan ekspor akan cabut tetapi ekspor akan diizinkan kembali setelah harga minyak goreng curah kembali normal dikisaran Rp 14.000. (*)