Persiapan Minim dan Tim Belum Terbentuk, Pengamat Minta PSM Realistis di AFC Cup 2022

Penulis: Kaswadi Anwar
Editor: Waode Nurmin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengamat sepak bola, Muhammad Hanafing Ibrahim

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - PSM Makassar bakal berlaga di AFC Cup 2022 akhir Juni mendatang.

Direktur Utama PSM Makassar, Munafri Arifuddin pasang target lewati prestasi di AFC Cup 2019.

Kala itu skuad Laskar Pinisi berhasil mencapai semi final. Sayang langkah ke final terhenti oleh Becamex Binh Duong.

PSM dinyatakan kalah gol kandang, setelah dua pertemuan kedua tim berakhir dengan aggregat 2-2.

Di lain sisi, PSM sampai sekarang baru umumkan pelatih anyar, Bernardo Tavares.

Untuk pemain sampai sekarang belum ada rekrutan baru diumumkan.

Padahal PSM terus dikejar oleh waktu. Efektif, Laskar Pinisi baru berlatih setelah Idulfitri pada Mei. Artinya waktu persiapan minim, hanya satu bulan.

Sebab, klub kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel) mulai berlaga di AFC Cup pada 24 Juni mendatang.

Pengamat sepak bola, Muhammad Hanafing Ibrahim ini menilai target dengan kondisi PSM saat ini tidak realistis.

Alasannya, saat ini belum ada persiapan. Tim yang ada sebelumnya telah bubar karena kompetisi telah berakhir.

"Kalau kondisi seperti ini tidak realistis, kecuali persiapan bagus. Cum sekarang kompetisi sedang jeda dan tim telah bubar," ujarnya melalui telepon, Jumat (15/4/2022).

Dia mengatakan, AFC Cup bisa dimanfaatkan PSM sebagai uji coba dalam menatap kompetisi Liga 1 2022-2023.

Lebih baik pelatih dan tim tidak ditargetkan apapun, apa lagi pemain belum ada. Kualitas dari pelatih baru belum diketahui. Ditambah, caranya bekerja di klub juga belum ditahu.

"Belum tentu pelatih yang datang bagus dalam bangun tim di sepak bola Indonesia, mungkin di Eropa dia bisa, karena didukung basic pemain bagus, berangkat dari pembinaan. Di Indonesia paling tidak 40 persen pemain datang dengan pemain bagus," jelas pria pemegang lisensi Pro AFC ini.

Makanya waktu efektif sebulan persiapan harus dimaksimalkan sebaik-baiknya.

Hanafing sebut, dalam satu bulan Tavares harus buat program jangka pendek untuk tim.

Paling tidak harus perbanyak uji coba, untuk melatih fisik pemain tidak memungkinkan lagi.

Waktu satu minggu latihan lima atau enam hari saja.

Misal, Senin, Selasa, Rabu latihan dengan intensitas tinggi. Kamis intensitas latihan diturunkan. Jumat libur dam Sabtu lakukan uji coba.

Minggu ketiga diberikan marathon game. Selang seling, misalnya, Senin game, esoknya off, begitu seterusnya.

Di situ game inilah, kata dia, pelatih bisa masukkan apa yang diinginkan, seperti taktik. Cuma jadi masalah, apakah nanti taktik diinginkan cocok dengan pemain yang datang.

"Satu bulan bukan persiapan ideal. Harus realistis, punya dasar untuk berprestasi. Dasar persiapan selama latihan, chemistry pemain, kekompakan tim, uji coba menjanjikan," pungkas Hanafing.

 

Berita Terkini