TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kota Makassar masuk sepuluh besar daerah intoleran di Indonesia.
Hal tersebut berdasarkan hasil survey dari Setara Institute terkait Indeks Kota Toleran (IKT).
Makassar mendapat poin 4,517, peringkat sepuluh setelah Pekanbaru.
Wali Kota Makassar Danny Pomanto mengaku heran dengan penilaian tersebut.
Padahal kenyataannya, Makassar sangat toleran.
Buktinya, masyarakat Makassar tidak akan memilih dirinya sebagai orang minoritas.
Walaupun lahir di Makassar, tetapi orangtuanya berasal alias berdarah Gorontalo.
"Saya selalu bilang di Setara kalau saya jadi narasumber, kota ini kalau tidak toleran wali kotanya bukan Danny Pomanto," tegasnya.
"Saya ini lahir di Makassar tapi saya ini minority secara kesukuan dan saya dihantam dengan persoalan ras tapi masyarakat tetap pilih saya. Artinya, ini masyarakat paling toleran," sambungnya.
Danny menduga, ada beberapa rentetan kejadian yang telah terjadi di Makassar, misalnya kejadian pengeboman.
Kemudian, dugaan lainnya, ada Perwali yang didalamnya mengandung kebebasan (LGBT) dan ditolak langsung oleh Danny.
Sudah jelas kata Danny banyak menolak perwali tersebut, karena tidak sesuai dengan prinsip atau budaya Bugis Makassar.
"Tapi saya curiga, ada pengajuan perwali (mudah-mudahan saya salah) yang di dalamnya mengandung kebebasan, termasuk kebebasan LGBT. Saya tolak memang dengan tegas itu. Apakah itu tidak toleran, biarmi kalau soal itu ji," ujarnya
Kemudian isu lainnya yang diduga menjadi penilaian survey Setara adalah terkait razia kondom jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
"Apakah kondom juga kemarin jadi tidak toleran biarmi. Tidak apa-apa ji. Saya tanggung jawab kalau gegara itu kita dianggap tidak toleran," tuturnya.
Danny mengaku akan bertanggung jawab jika penilaian tersebut merujuk pada dugaan-dugaan yang disampaikan. (*)