TRIBUN-TIMUR.COM - Pemecatan Terawan Agus Putranto sebagai anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) hingga kini masih berpolemik.
Bahkan Ketua IDI yang baru, dr Muhammad Adib Khumaidi SpOT juga menjadi sorotan.
Padahal Adib Khumaidi, Sp.OT baru saja diangkat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI).
Pengangkatan Adib Khumaidi dilakukan saat polemik pemecatan Dokter Terawan Agus Putranto masih menuai protes.
Dr Adib Khumaidi ditetapkan sebagai Ketua Umum IDI dalam Muktamar IDI XIII di Banda Aceh.
Lokasi itu adalah tempat yang sama saat keputusan pemecatan Dokter Terawan dari keanggotaan IDI diumumkan.
Dokter Adib Khumaidi, Sp.OT ditetapkan sebagai Ketua Umum IDI periode 2022-2025, pada Jumat (25/3/2022).
Sebelumnya, Adhib Khumaidi terpilih menjadi Presiden Elect pada Muktamar IDI di Samarinda pada 2018 lalu.
Sehingga kini secara otomatis dikukuhkan sebagai Ketua IDI 2022-2025.
Muktamar IDI XIII 2022 di Banda Aceh juga menetapkan Dr Slamet Budiarto sebagai Presiden Elect IDI yang nantinya akan otomatis menjadi Ketua Umum IDI periode 2025-2028.
Siapa dr Adib Khumaidi sebenarnya?
Adib Khumaidi menjadi Ketua Umum IDI periode 2022-2025 menggantikan dr Daeng Muhammad Faqih
Dikutip dari laman resmi Kemdibud, Adik Khumaidi menyelesaikan pendidikan dokter dari Universitas Airlangga pada 1999.
Setelah itu, ia menempuh pendidikan Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi di Universitas Indonesia dan lulus tahun 2011.
Selain menjadi dokter, Adib pernah mengajar di Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Ia pernah menjabat sebagai Wakil Dekan III FKK UMJ.
Dikutip dari laman resmi PT Sido Muncul, Adib juga tercatat sebagai Komisaris Independen PT Sido Muncul.
Ia menjabat sebagai Komisaris Independe sejak 31 Maret 2011.
Adib lahir pada tahun 1974 atau saat ini berusia 47 tahun.
Berikut ini riwayat pendidikan dan pekerjaanya sebagaimana dikutip dari laman resmi Sido Muncul:
Pendidikan:
- SMA Negeri 2 Lamongan pada tahun 1989-1992
- Lulus Dokter Umum, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya pada tahun 1999
- Lulus sebagai Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi (Sp.OT), Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 2011
- Mahasiswa Program Doktor (S3) FK UNHAS pada tahun 2018 - sekarang
Jabatan/pekerjaan:
- Instruktur Medical First Responder (MFR) Training USAID - ADPC Instruktur Basic Life Support (BLS) dan Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS) Ambulans Gawat Darurat (AGD) 118 (sejak 2002)
- Instruktur MFR - Program PEER USAID (sejak 2002)
- Dosen Tetap Fakultas Kedokteran dan Kesehatan (FKK) Universitas Muhammadiyah Jakarta (sejak 2006)
- Dokter SpOT RSUD Cengkareng Jakarta Barat (sejak 2011)
- Dokter SpOT RSU Sari Asih Karawaci Tangerang (sejak 2011)
- Anggota Senat Fakultas FKK UMJ (sejak 2013).
Dokter Adib menjelaskan pada periode kepemimpinannya ke depan ia akan fokus mengidentifikasi permasalahan yang tengah dialami masyarakat saat ini terutama Pandemi.
IDI menurutnya harus bertransformasi dalam hal branding identity, image, integration. Jadi IDI terlahir kembali dengan framing yang mengedepankan akademisi profesional dan Intelektual.
"Jika nanti muncul kebijakan negara terkait dengan kesehatan maka kami ingin menempatkan diri sebagai mitra strategis dari pemerintah dalam konteks problematika, kesehatan dan kedokteran,"urainya dalam wawancara eksklusif dengan Harian Surya pada November 2021 lalu.
"Saat kuliah saya tidak tertarik dengan dokter sebetulnya. Karena saya diterima di Teknik Telekomunikasi Telkom dan juga diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga,"kenangnya.
Karena orang tua menginginkan ada salah satu putranya yang menjadi dokter. Maka ia memilih Fakultas Kedokteran Unair. dan menurutnya, capaiannya hingga saat ini tidak lepas dari doa orang tua.
"Kuncinya Ikhlas dan Ridho, ada pesan dari ayah saya kenapa menyarankan menjadi dokter yakni memiliki 2 kelebihan sekaligus, Pahala Dunia dan Pahala Akhirat," ujarnya.
Pria kelahiran 1974 ini merupakan seorang Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi.
Pria yang akrab disapa Adib ini merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya pada 1999. Ia mendapatkan gelar spesialisnya setelah menamatkan pendidikan di Universitas Indonesia, Depok pada 2011.
Adib juga aktif melayani pasien di beberapa rumah sakit, seperti RS Primaya Evasari, RS Sari Asih Karawaci dan RS Pusat Otak Nasional.
Tak hanya melayani pasien yang membutuhkan, Adib juga menjadi dosen tetap Fakultas Kedokteran dan Kesehatan (FKK) Universitas Muhammadiyah Jakarta sejak 2006.
Selain itu, Adib juga tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi & Traumatologi Indonesia (PABOI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Ia tercatat sebagai instruktur Medical First Responder (MFR) Training USAID - ADPC Instruktur Basic Life Support (BLS) dan Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS) Ambulans Gawat Darurat (AGD) 118 sejak 2002. Serta, instruktur MFR dalam Program PEER USAID di tahun yang sama.
Dapat Surat Protes dari PDSRKI
Setelah dr Adib ditetakan sebagai Ketua Umum PB IDI, Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Klinik Indonesia (PDSRKI) mengirimkan surat protes atas sanksi pemecatan kepada dokter Terawan.
Pemecatan dokter Terawan dianggap akan berdampak pada suasana yang tidak kondusif di antara anggota.
Dalam surat resmi PDSRKI tertanggal 25 Maret 2022, mereka meminta Ketua PB IDI untuk memberi penjelasan secara terbuka bahwa telah terjadi kesalahan dalam tata cara penyampaikan keputusan itu.
"Tentang sanksi pada sejawat kami Letjen TNI (purn) Prof Dr dr Terawan Agus Putranto dengan pencabutan anggota IDI permanen secara terbuka, kami dari perhitumpunan PDSRKI dengan tegas memprotes keras kepada PB IDI atas pernyataan terbuka dari ketua MKEK Pada Muktamar IDI tersebut. Sehingga menyebabkan suasana tidak nyaman di antara anggota kami," tulis surat PDSRKI kepada Ketua Umum PB IDI seperti dikutip dari Kompas.TV, Minggu (27/3/2022).
Di tempat terpisah, pemecatan Dokter Terawan Agus Putranto dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) secara permanen dinilai tidak sah oleh Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad.
Bukan tanpa alasan Sufmi Dasco menyebut pemecatan Dokter Terawan dari keanggotaan IDI tidah sah alias ilegal.
Menurutnya, mereka yang membacakan keputusan majelis tentang pemecatan dokter terawan di Muktamar IDI di Aceh tidak sah karena sudah demisioner.
"Ini sangat berbahaya bagi dunia kedokteran tetapi saya sudah pelajari dengan seksama soal pemecatan ini. Setelah saya pelajari dapat saya nyatakan bahwa pemecatan ini tidak sah," kata Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (28/3/2022).
Menurut Sufmi Dasco, kepengurusan PB IDI yang baru belum dikukuhkan.
"Hal itu masih merupakan rekomendasi dari Majelis Etik Kedokteran IDI. Yang kedua hasil rekomendasi tersebut harus dieksekusi oleh PB IDI, sementara pengurus yang lama sudah demisioner dan pengurus baru belum dilantik," ucapnya.
"Lalu kemudian oleh oknum ini dicolong di forum itu untuk memecat, gitu lho, sehingga membuat gaduh, padahal di situ bukan hak oknum itu untuk mengumumkan soal rekomendasi majelis etik kedokteran ini," lanjutnya.
Dasco meyakini Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bisa memfasilitasi masalah tersebut dengan pengurus IDI yang baru.
Selain itu, Dasco mendorong polisi menyelidiki oknum yang memicu kegaduhan yang terjadi di Muktamar.
"Saya akan meminta kepada pihak kepolisian untuk menyelidiki oknum yang membuat kegaduhan ini dan harus diproses secara hukum karena kejadian-kejadian seperti ini tidak boleh terulang, di mana hal-hal yang seharusnya dilakukan oleh sebuah organisasi kok bisa dilakukan orang per orang," katanya.
Diketahui, mantan Menteri Kesehatan yang juga purnawirawan TNI berpangkat Letnan Jenderal itu dipecat tidak semata-mata karena metode cuci otak dalam penyembuhan kanker seperti yang sempat kontroversial beberapa tahun silam.
Vaksin nusantara yang dikembangkan menjadi salah satu penyebabnya.
Keputusan pemecatan ini merupakan rekomendasi dari Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI).
Berdasarkan surat edaran berkop surat Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Pusat Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang diterima Tribunnews.com, berisi tentang Penyampaian Hasil Keputusan MKEK Tentang Dr. Terawan AGus Putranto, Sp. Rad.
Surat itu bertuliskan Jakarta, 8 Februari 2022 bernomor 0280/PB/MKEK/02/2022, ditujukan kepada Ketua Umum PB IDI berisi mengenai hasil keputusan MKEK setelah Rapat Pleno MKEK Pusat IDI pada 8 Februari 2022.
Adapun rapat itu mempertimbangkan Rapat Koordinasi MKEK Pusat IDI bersama MKEK IDI Wilayah dan Dewan Etik Perhimpunan pada 29-30 Januari 2022, khususnya pada sesi Dr Terawan.
Di poin kedua, MKEK Pusat IDI meminta kepada Ketua PB IDI segera melakukan penegakan keputusan MKEK berupa pemecatan tetap sebagai anggota IDI.
Tertulis di dalamnya, hal itu dikarenakan Dr. Terawan dinilai melakukan pelanggaran etik berat (serious ethical misconduct).
Serta tidak melakukan itikad baik sepanjang 2018-2022.
Berikut lima poin alasan Dr Terawan dipecat yang dirangkut Tribunnews:
1. Yang bersangkutan belum menyerahkan bukti telah menjalankan sanksi etik sesuai SK MKEK No. 009320/PB/MKEK-Keputusan/02/2018 tertanggal 12 Februari 2018 hingga hari ini.
2. Yang bersangkutan melakukan promosi kepada masyarakat luas tentang Vaksin nusantara sebelum penelitiannya selesai.
3. Yang bersangkutan bertindaki sebagai Ketua dari Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Klinik Indonesia (PDSRKI) yang dibentuk tanpa melalui prosedur yang sesuai dengan Tatalaksana dan Organisasi (PRTALA) IDI dan proses pengesahan di Muktamar IDI.
4. Menerbitkan Surat Edaran nomor: 163/AU/Sekr.PDSRKI/XII/2021 tertanggal 11 Desember 2021 yang berisikan instruksi kepada seluruh ketua cabang dan anggota PDSRKI di seluruh Indonesia agar tidak merespon ataupun menghadiri acara PB IDI.
5. Yang bersangkutan telah mengajukan permohonan perpindahan keanggotaan dari IDI Cabang Jakarta Pusat ke IDI Cabang Jakarta Barat, yang salah satu syaratnya adalah mengisi form mutasi keanggotaan yang berisi pernyataan tentang sanksi organisasi dan/atau terkena sanksi Ikatan Dokter Indonesia.
Seperti diketahui, eks Menkes juga sempat dilakukan pemberhentian sementara buntut kontroversi terapi cuci otak.
Biodata:
Nama : dr Muhammad Adib Khumaidi SpOT
Lahir: Lamongan tahun 1974
Riwayat Pendidikan :
SDN 1 Lamongan
SMPN 1 Lamongan
SMAN 2 Lamongan
Pendidikan Kedokteran :
1. S1 Fakultas Kedokteran UNAIR
2. Spesialis - Orthopaedi Traumatologi FK UI
Pengalaman Kerja :
1. RSUD Cengkareng
2. Dosen FKK UMJ
Organisasi Profesi :
1. IDI
2. PABOI
3. PDEI
Hobi :
1. Mendengar Musik
2. Menulis