Teropong

Krisis

Editor: Sudirman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dosen Ilmu Komunikasi Unhas, Abdul Gafar

Kecuali pemerintah merencanakan ke depan semua kendaraan itu akan menggunakan energi listrik.

Lebih revolusioner lagi jika menggunakan energi air atau angin sebagai penggerak. Sebuah perubahan yang sangat berarti dalam dunia transportasi massal.

Negeri ini, mudah goyah oleh sesuatu keadaan yang muncul. Apakah itu disengaja atau tidak, yang jelas masyarakat gampang terprovokasi.

Mudah panik sehingga melakukan tindakan yang tidak rasional.

Kondisi kemudahan panik dimanfaatkan oleh kelompok tertentu yang memainkan ketidakstabilan psikologis dalam meraih keuntungan besar.

Prinsip mereka, meraih untung sebesar-besarnya dan secepat-cepatnya.

Pemerintah seolah-olah lepas tangan dalam mengatasi krisis seperti ini. Pertarungan pasar bebas dihalalkan.

Para spekulator ‘busuk’ merasa sangat diuntungkan dalam kondisi seperti ini.

Mereka pandai menimbun dan menenggelamkan minyak goreng ke dalam gorong-gorong. Suatu ketika situasi menguntungkan, barulah mereka lepas ke pasar.

Seharusnya mereka para spekulator ini statusnya disamakan dengan teroris karena telah menimbulkan keresahan dalam masyarakat.

Jelas para pelakunya, namun tidak ditindak dengan tegas.

Sebuah kesyukuran besar hidup di bumi ini, syorga bagi pengkhianat bangsa dan negara. Ada yang berani menindakinya ?

Dunia ekonomi kita mudah menggoncangkan jagad negeri ini.

Dunia lainnya pun memainkan adegan yang sama. Masyarakat selalu diperhadapkan kepada informasi yang tidak menentu.

Terutama dunia perpolitikan di tanah air tercinta. Politik jungkir-balik keadaan.

Halaman
123

Berita Terkini