Namun, permintaan itu tidak diamini pengunjuk rasa.
Aksi saling dorong pun tidak terhindarkan antara polisi dan mahasiswa.
"Tetap satu simpul kawan-kawan, tutup full," teriak pengunjukrasa memprotes aksi polisi.
Menghindari gesekan lebih meluas, polisi yang dipimpin Kasat Sabhara AKBP Darminto pun menarik pasukannya.
Dan tidak berselang lama, akhirnya mahasiswa membukakan akses jalan ke pengendara.
Unjukrasa HMI itu berlangsung tepat di depan Kampus Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM).
Dalam orasinya, pengunjukrasa mengecam pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas terkait suara adzan yang dianggap dibandingkan dengan suara gonggongan anjing.
"Pernyataan menteri agama yang membandingkan suara adzan dengan suara anjing adalah bentuk penistaan agama, utamanya agama kita Islam," kata seorang orator dalam orasinya.
Atas dasar itu, lanjut pengunjukrasa, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas agar dicopot dari jabatannya.
"Kita meminta Presiden Joko Widodo agar segera mencopot Menteri Agama dan juga segera menangkap menteri agama karena menistakan agama," ujarnya.
Selain itu, pengunjukrasa juga menyoroti sejumlah persoalan sosial yang terjadi belakangan ini.
Diantaranya, persoalan kelangkaan dan naiknya harga minyak goreng di masyarakat.
Unjuk rasa itu, sempat diwarnai ketegangan antara pengunjuk rasa dan polisi.
Pasalnya, saat mahasiswa hendak membakar ban, aparat kepolisian menghalau.
Namun, upaya itu tidak berhasil dan mahasiswa tetap melakukan aksi bakar ban.