Kisah Pilu Munir Guru Honorer yang Terpaksa Bakar Sekolah, Tinggal di Masjid Tapi Kini Dibebaskan

Editor: Waode Nurmin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Honor Jadi Guru Akhirnya Dibayar Usai Nekat Bakar Sekolah, Hidup Munir Selama 24 Tahun Ternyata Pilu (Tribun Jabar)

TRIBUN-TIMUR.COM - Kasus seorang guru honorer membakar sekolah karena gajinya tak dibayar-bayar, sempat jadi sorotan.

Munir Alamsyah membakar sekolah SMPN 1 Cikelet Garut tempat dia mengajar dulu.

Alasannya, honor dia mengajar dari tahun 1996 sampai 1998 saat itu tak pernah dibayarkan.

Selama 24 tahun bersabar, Munir akhirnya melampiaskan sakit hatinya dengan membakar sekolah itu pada 14 Januari 2022.

Namun ada kisah pmenyedihkan dibalik tindakan Munir itu.

Setelah tidak mengajar lagi, Munir menjalani hidup memilukan.

Tidak punya istri, rumah dan makan sehari-hari pun susah.

Sempat Munir kala itu kembali ke sekolah untuk meminta gajinya Rp 6 juta agar dibayar demi memenuhi kebutuhan hidup.

Namun usahanya itu selalu gagal.

Pihak SMPN 1 Cikelet, Garut tak membayarkan hak Munir Alamsyah.

Karena alasan itu, amarah Munir Alamsyah kemudian memuncak 24 tahun kemudian. 

Munir kemudian membakar sekolah.

Dari kronologis yang ada di lapangan, pembakaran itu dilakukan ketika Munir memasuki sekolah saat staf sekolah dan guru sedang melaksanakan ibadah Jumat pada 14 Januari 2022 sekira pukul 11.30 WB.

Ternyata aksinya tersebut terekam CCTV dan akhirnya berhasil ditangkap oleh tim Sanca Polres Garut.

Selain marah karena gajinya tidak kunjung dibayarkan, Munir juga memiliki masalah ekonomi dan menuntut haknya selama ia mengajar.

Akhirnya Dibayarkan

Honor mengajar Munir Alamsyah selama 2 tahun sebesar Rp 6 juta akhirnya terbayarkan.

Tak kuasa menahan haru, Munir langsung sujud syukur di depan awak media dan beberapa guru pada Jumat (29/1/2022).

Pascakejadian itu, Munir pun diamankan pihak kepolisian.

Kasus Munir yang dipenjara lantaran membakar sekolah itu sontak jadi atensi nasional.

Lantas kemarin pada Jumat (28/1/2022), Munir resmi dibebaskan pihak kepolisian melalui jalur Restorative Justice.

Akhirnya bebas dari penjara, Munir lega

"Perasaanya seperti diangkat dari masa-masa hina dan pahit, saya sangat bersyukur, terima kasih Pak Polisi dan pihak sekolah semuanya," ujar Munir dilansir TribunnewsBogor.com dari Kompas.com.

Ia mengaku selama 24 tahun sering datang ke sekolah untuk menagih namun hasilnya nihil.

"Saya membakar sekolah tersebut karena kesal, saya memohon maaf atas perbuatan itu," ucap Munir.

Hidup Susah Selama 24 Tahun

Mimpi dan terkabulnya harapan tampaknya membuat Munir bisa tersenyum semringah.

Sebab selama 24 tahun, hidup Munir tak karuan.

Hal itu diungkap oleh kerabat Munir, Iip Syarif.

Diungkap Iip, selama bertahun-tahun hidup Munir memprihatinkan.

Belum menikah dan tak punya anak, Munir tidak memiliki tempat tinggal.

Selama ini Munir hanya tinggal di kamar kecil sebuah masjid.

Ya, Munir bekerja sebagai marbot masjid.

Munir juga kerap kesulitan untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari Munir dan hanya berharap pemberian dari kerabat dekat.

Kadang menurut Iip, Munir terpaksa mencuri ikan di kolam depan masjid milik saudaranya.

"Masak sendiri, kadang mencuri ikan saudaranya di kolam depan masjid," ungkap Iip Syarif.

Iip juga menyebut Munir adalah sosok pria yang cerdas dan memiliki kemampuan berpikir di atas rata-rata.

Munir adalah lulusan SMA 1 Garut yang saat ini menjadi sekolah favorit di Garut dan mencetak lulusan terbaik.

"Dia orangnya cerdas, sangat cerdas dulu lulusan SMA 1 Garut. Kita tahu pada masa itu sekolahnya merupakan sekolah terbaik," imbuh Iip Syarif dikutip dari Tribun Jabar.

Setelah lulus Munir diketahui melanjutkan kuliah di IKIP Bandung tahun 1988 Prodi Matematika.

IKIP Bandung sekarang menjadi Universitas Pendidikan Indonesia.

Munir drop out (DO) di semester dua lantaran saat itu ia tidak mampu membiayai hidup dan biaya kuliah.

"Munir ditinggal mati oleh ibunya, kemudian ayahnya menikah lagi, bisa dibayangkan bagaimana kondisinya saat itu," ucap Iip.

Setelah sang ibunya meninggal dunia, beberapa tahun kemudian ayahnya pun meninggal dunia.

Sejak saat itu kehidupan Munir tak menentu dan ia diketahui lebih sering menyendiri.

"Setelah ditinggal oleh kedua orang tuanya, hidupnya banyak yang berubah mungkin tekanan mental dialaminya sejak saat itu," kenang Iip.

Iip mengatakan Munir kemudian mengajar di SMPN 1 Cikelet Garut pada tahun 1996 hingga 1998 sebagai guru fisika.

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Fakta Baru Kasus Guru Bakar Sekolah, Gaji Bekerja 2 Tahun Akhirnya Dibayar Setelah Tunggu 24 Tahun



Berita Terkini