Sudah 7 Tahun Bakso Bangkai Ayam Dijual di 3 Pasar Besar, Polisi Pamerkan Wajah Penjualnya

Editor: Edi Sumardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi bakso daging ayam.

TRIBUN-TIMUR.COM - Hati-hatilah saat membeli bakso, jangan sampai bakso yang anda beli merupakan bakso dari bangkai ayam atau ayam mati kemarin ( tiren ).

Di Bantul, Yogyakarta, bakso dari daging ayam tiren sudah 7 tahun dijual di pasar dan baru tahun 2022 terungkap.

Entah sudah berapa banyak orang yang membeli dan mengonsumsi bakso daging ayam tiren itu.

Pelaku meraup untung Rp 500 ribu per hari dari bisnis haram itu.

Kedua pelaku merupakan pasangan suami dan istri berinisial MHS (51) dan AHR (50) asal Kapanewon Jetis, Kabupaten Bantul.

Keduanya telah ditangkap polisi.

Inilah foto wajah pelaku yang dipamerkan polisi.

Suami - istri pembuat bakso ayam tiren MHS dan AHR saat dihadirkan di Mapolres Bantul, Bantul, Yogyakarta, Senin (24/1/2022). (KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO)

Bakso ayam tiren dagangannya telah diedarkan sejak 2015 di tiga pasar besar di Kota Yogyakarta.

Kapolres Bantul AKBP Ihsan menyampaikan, kasus ini terungkap dari informasi warga karena mendapati pasangan suami istri ini menggiling ayam yang mencurigakan di wilayah Kapanewon Pleret, dan dilaporkan ke Polsek Pleret.

"Digiling terlihat tidak segar membiru busuk, kemudian menginformasikan ke Polsek Pleret sehingga dari informasi polsek kita selidiki ayam tersebut milik siapa dan untuk apa," kata Ikhsan dalam jumpa Pers di Mapolres Bantul, Senin (24/1/2022).

"Akhirnya mendatangi rumah tersangka di Jetis Jumat (21/1/2022). Lalu bersama dinkes (Dinas Kesehatan) dan disdag (Dinas Perdagangan) ke lokasi untuk mengecek ke TKP, sampai TKP ditemukan bakso berbahan ayam tiren yang sudah diproduksi," kata Ihsan.

Saat di rumah tersangka, polisi menemukan juga 18 plastik isi 15 bakso ukuran kecil, 9 plastik isi 5 butir bakso ukuran tanggung, 3 plastik isi 12 butir bakso ukuran besar.

Selain itu, dua buah freezer, satu unit mesin adonan bakso, timbangan, ember, hingga genset untuk produksi apabila mati lampu.

Ihsan mengatakan dari keterangan keduanya, diketahui sebenarnya mereka sudah memproduksi bakso daging ayam sejak 2010 lalu.

Alasan pakai ayam tiren

Namun awalnya suami istri ini membuat bakso dengan daging ayam segar, karena harga ayam segar naik maka keduanya memilih menggunakan ayam tiren sejak 2015 lalu.

"Karena harga ayam tinggi dan tidak dapat untung, maka yang bersangkutan pakai ayam tiren tahun 2015. Sehingga motifnya ini ingin dapat keuntungan lebih besar," jelas Ihsan mengatakan.

Kapolres Bantul, AKBP Ihsan menunjukkan barang bukti bakso yang terbuat dari ayam tiren di Mapolres Bantul, Bantul, Yogyakarta, Senin (24/1/2022). (KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO)

Adapun keuntungan didapatkan karena membeli ayam tiren Rp 7.000 sampai Rp 8.000 per kilogramnya, sementara ayam segar diatas Rp 20 ribu per kilogram.

Dalam sehari keduanya bisa memproduksi 35 kilogram daging ayam tiren untuk menjadi 75 kilogram bakso ayam.

"Untuk keuntungan keduanya Rp 500 ribu perhari," ucap Ihsan.

Dijual ke 3 pasar besar

Ihsan mengatakan, bakso hasil buatan pasutri ini dijual ke tiga pasar besar di Kota Yogyakarta, yaitu Pasar Demangan, Pasar Kranggan, dan Pasar Giwangan.

Alasannya, karena tidak ada saingan, kalau di Bantul sudah banyak bakso ayam.

"Jadi di Bantul tidak ada, tiga pasar itu di Kota Yogyakarta yakni Pasar Demangan, Pasar Kranggan dan Pasar Giwangan," ucap Ihsan.

Kedua pelaku kini terjerat pasal 204 ayat (1) KUHP atau pasal 62 ayat (1) UU RI Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen atau UU Nomor 12 tahun 2012 tentang pangan perubahan atas UU Nomor 7 tahun 1996 tentang pangan.

Keduanya terancam penjara 15 tahun.

Ihsan menyebut, polisi juga masih mendalami suplier ayam tiren dari kedua tersangka ini.

Bukan tidak mungkin, suplier juga bisa terjerat.

"Masih berproses karena bagaimanapun koordinasi dengan kejaksaan terkait pengembangan kasus termasuk suplier kamk dalami. Untuk saat ini kami tahan pasangan suami isti memproduksi menjual," kata dia.(*)

Berita Terkini