Barru
Bocah SD di Barru Akui Dirinya Hendak Diculik, Ternyata Begini Kejadian Sebenarnya
Warga Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan dihebohkan beredarnya video bocah mengatakan dirinya hendak diculik orang tak dikenal, Kamis (13/1/2022).
Penulis: Darullah | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUNBARRU.COM, BARRU - Warga Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan dihebohkan beredarnya video bocah mengatakan dirinya hendak diculik orang tak dikenal, Kamis (13/1/2022).
Dalam video viral tersebut, Ahmad Maulana Ramadhan sang bocah masih duduk di bangku kelas 5 SD.
Ia mengakui dirinya ingin diculik saat sedang berada di Lojie, Kecamatan Mallusettasi, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.
Namun, ternyata kejadian sebenarnya tidak demikian.
Tidak ada orang tak dikenal yang ingin menculiknya.
Cerita yang disampaikan melalui video viral itu ternyata karangan semata.
Baca juga: Meski Persebaya Tak Terkalahkan di 12 Pertandingan, Kiper PSM Makassar Hilman Syah Tak Gentar!
Baca juga: Catatan Pertemuan 5 Laga Terakhir Persebaya Vs PSM, Laskar Pinisi Ungguli Bajul Ijo
Kapolsek Mallusetasi, Iptu Manuri Maulana mengungkapkan, bocah itu hanya mengarang cerita.
"Dia bohong karena akut dimarahi ibunya," katanya saat dikonfirmasi tribun-timur, Kamis (13/1/2022).
"Terkait video viral anak itu mengaku ingin diculik, ternyata tidak benar itu," tegas Iptu Manuri.
Iptu Manuri mengatakan, saat didatangi polisi, bocah mengaku terpaksa berbohong karena takut dimarahi ibunya.
"Begitu kita datangi di rumahnya, dia mengaku telah berbohong karena takut sama ibunya gegara terlambat pulang sekolah," ungkapnya.
Baca juga: Minibus Terjun ke Jurang di Toraja Utara, Kapolsek Rindingallo Sudah Kantongi Identitas Penumpang
Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka, Pemilik Toko Perlengkapan Sekolah di Gowa: Alhamdulillah Berkah
"Cerita bohong itu sengaja dia karang agar tidak kena marah," beber Iptu Manuri.
Iptu Manuri sangat menyayangkan, sebab masih kecil sudah lihai berbohong.
Sebelumnya, bocah tersebut mengaku kepada kepala sekolahnya, Hasbuddin dirinya hendak diculik.
Setelah Kepala sekolahnya mengetahui hal itu, kemudian melaporkan ke pengawas, Hj Citrawati.