Dudung pun heran karena hal itu terjadi pada Agustus 2021, sementara ramai diperbincangkan pada September 2021.
Saat ramai jadi perbincangan, lanjut Dudung, dirinya meminta AY Nasution untuk bertanggung jawab.
"Saya sampaikan pak AY, bapak tanggung jawab. Bapak yang minta (bongkar patung), bapak yang telepon beliau (Gatot)," ujar Dudung menirukan ucapannya kepada AY Nasution kala itu.
Dudung pun mengungkap isi pembicaraan AY Nasution kepada Gatot Nurmantyo.
"Akhirnya ditelepon lah sama beliau, pak AY. Bahwa itu permintaannya memang bukan dari Kostrad," kata Dudung.
Kepala Penerangan Kostrad, Kolonel Inf Haryantana
Diberitakan sebelumnya, patung sejarah penumpasan G30S/PKI di Museum Dharma Bhakti, Markas Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad), dibongkar.
Ternyata ide pembongkaran patung datang dari Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Penerangan Kostrad, Kolonel Inf Haryantana dalam keterangan tertulis, Senin (27/9/2021) dikutip dari Kompas.com.
Haryantana menegasankan, pembongkaran patung-patung itu murni keinginan dari mantan Pangkostrad yakni Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution.
Sehingga pihaknya membantah bawah Kostrad menghilangkan patung sejarah itu.
"Tidak benar Kostrad menghilangkan patung sejarah (penumpasan G30S/PKI)," ujarnya.
Ia pun membeberkan pertemuan yang dilakukan Azmyn Yusri Nasution saat bersilahturahmi pada Senin (30/8/2021) dengan Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman.
Silaturahmi ini bertujuan untuk meminta pembongkaran patung Presiden ke-2 Soeharto, Letjen TNI (Purn) Sarwo Edhie, dan Jenderal TNI (Purn) Abdul Harris Nasution.
Di mana pembuatan patung-patung tersebut merupakan ide Azmyn Yusri kala menjabat sebagai Pangskotrad periode 9 Agustus 2011 sampai 13 Maret 2012.