Baca tanpa iklan
TRIBUNWAJO.COM, SENGKANG - Salah satu dari 25 program kerja bupati dan wakil bupati Wajo periode 2019-2024 adalah Gerakan Masjid Cantik (Germatik).
Gerakan masjid cantik itu adalah inisiasi Amran Mahmud yang berangkat dari pengalaman pribadinya.
Hal itu diungkapkan lelaki kelahiran 11 April 1970 silam itu dalam Podcast Seri #7 menyambut HUT ke 325 Sulsel, Kamis (14/10/2021).
"Itu berangkat dari pengalaman pribadi jauh sebelum kita kampanye. Waktu masih menjabat sebagai wakil bupati pada 2009 sampai 2014, lalu menjadi muballig dan sering menghadiri hajatan warga," katanya.
Menurutnya, pada saat ke daerah-daerah dirinya kerap menemukan masjid yang secara tampilan cukup oke, tapi fasilitas penunjangnya sangat memprihatinkan.
"Secara fisik bagus, namun tempat wudhunya kurang memadai, kerannya rusak, airnya jarang dibersihkan dan itu sudah tidak memenuhi syarat untuk bersuci," katanya.
Selain itu, keinginan menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan masyarakat pun adalah mimpi yang ingin diwujudkan Amran Mahmud.
"Kita ingin, masjid bukan saja hanya digunakan untuk salat, tapi ada kegiatan pembinaan umat di sana. Disela-sela salat, bisa digunakan," katanya.
Di Kabupaten Wajo, ada 698 masjid dan 111 musallah yang tersebar di 14 kecamatan.
Angka itu diperkirakan akan terus bertambah seiring berjalannya waktu.
"Ini jumlah yangs sangat besar apalagi Wajo dikenal sebagai Kota Santri, daerah pencetak ulama," ujarnya.
Jika masjid dan tempat ibadahnya tidak hadir sebagai tempat representatif digunakan untuk ibadah, maka ikon Kota Santri dan pencetak ulama itu tidak ada.
Amran Mahmud telah membuat Peraturan Bupati Wajo (Perbup) nomor 102 tahun 2020 tentang Gerakan Masjid Cantik di wilayah Kabupaten Wajo.
Dalam Perbup tersebut tertuang standarisasi masjid cantik yang dimaksud, baik secara administrasi dan manajemen, kualitas fisik bangunan, aktivitas ibadah, aktivitas sosial dan aktivitas ekonomi.
Kegiatan-kegiatan dalam Gemantik sendiri tak melulu perkara ibadah.