TRIBUNLUTRA.COM, MASAMBA - Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) terjadi di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.
Sudah sepekan BBM langka di Bumi Lamaranginang itu.
Pantauan tribun-timur.com di SPBU Baliase, Masamba, Rabu (13/10/2021) pagi, antrean panjang kendaraan terjadi.
Baik roda dua maupun roda empat.
Pengendara rela menunggu hingga BBM tersedia.
Pagi tadi di SPBU Baliase, hanya BBM jenis solar yang tersedia.
Sementara premium, pertalite, pertamax, dan pertamax turbo kosong.
"Sudah sepekan BBM susah di Luwu Utara," kata Warga, Arinal.
Kelangkaan BBM juga dikeluhkan Arnam, warga lainnya.
"Kalau di SPBU BBM sering kosong, tapi di pengecer ada ji," tuturnya.
Ia berharap pengelola SPBU memprioritaskan pelayanan kepada pengendara pribadi.
"Bukan malah mendahulukan pengecer yang banyak menimbun BBM," tuturnya.
Dikonfirmasi terpisah, Senior Supervisor Communication dan Relations Pertamina MOR VII, Taufiq Kurniawan mengatakan pihaknya telah melakukan distribusi pertalite ke masing-masing SPBU sebanyak 8.000 kilo liter.
"Kita sudah distibusi ke SPBU di Luwu Raya masing masing 8.000 kilo liter sejak hari Sabtu," katanya.
Terkait adanya antrean dan kelangkaan disebabkan fase normalisasi setelah stok di SPBU habis.
"Karena memang kemarin stok habis, lantaran kapal tanker yang mendistribusi pertalite terkendala cuaca, sehingga lambat masuk ke Karang-karangan (Luwu) dari Tuban," ujarnya.
BBM Satu Harga di Seko
Warga Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, kini menikmati Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga.
Itu setelah Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani meresmikan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) BBM Satu Harga di Dusun Lambiri, Desa Embonatana, Minggu (13/6/2021).
SPBU yang diresmikan Indah merupakan pertama di wilayah kecamatan terpencil tersebut.
Indah mengatakan, selama ini masyarakat Seko hanya bisa membeli BBM eceran dengan harga Rp 15 ribu- Rp 20 ribu per liter.
Dengan hadirnya SPBU, masyarakat sudah bisa membeli premium dengan harga Rp 6.540 per liter dan bio solar Rp 5.150 per liter.
"Dulu masyarakat membeli BBM dengan harga Rp 15 ribu- Rp 20 ribu per liter, kini masyarakat bisa membeli premium dengan harga Rp 6.540 per liter dan bio solar dengan harga Rp 5.150 per liter," kata Indah.
BBM Satu Harga tahun 2020 merupakan program BPH MIGAS.
Dimana Seko dijadikan sebagai salah satu dari 83 lokasi prioritas.
Mendapatkan pembangunan penyalur BBM Satu Harga.
"Di Sulsel hanya dua kabupaten yang mendapatnya, yaitu Luwu Utara dan Pangkep," kata Indah.
SPBU yang diberi nama SPBU Kompak 76 dalam tahap uji coba hingga Agustus.
"Masih ada beberapa hal yang perlu dibenahi, untuk itu akan diuji coba tiga bulan hingga Agustus," katanya.
Di masa uji coba ini, ada sekitar 16.000 kilo liter (KL), premium 8.000 KL dan bio solar 8.000 KL.
Ke depan kalau normal bisa sampai 30.000 KL dan bisa meningkat sesuai permintaan dan kebutuhan masyarakat.
"Pertamina ini memang mungil tapi semoga besar manfaatnya, ekonomi masyarakat bisa tumbuh dan lebih produktif. Yang lebih penting juga adalah keadilan sosial yang berbasis keadilan energi," harapnya.
Owner SPBU Kompak 76, Bata Manurun menuturkan, pihaknya bersama pemerintah daerah punya niat yang sama untuk menjawab kebutuhan dasar masyarakat Seko.
"Ini program yang luar biasa dan akan kita kembangkan lagi," kata dia.
Sementara itu, CEO PT Pertamina, Busro berharap masyarakat senantiasa mengutamakan keselamatan dalam pengoperasionalan SPBU tersebut.
"Rambu-rambunya sudah ada, seperti wajib mematikan mesin saat mengisi, dilarang merokok, dilarang menggunakan ponsel, dilarang memotret, dan menyalakan korek api. Jadi kami harap masyarakat dapat mematuhinya," pintanya.(*)