Daun Jarak

Tak Mau Menyusu Salah Satu Ciri-ciri Diare Pada Bayi, Segera Obati Pakai Daun Jarak Sebelum Parah

Editor: Ansar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Daun jarak.

TRIBUN-TIMUR.COM - Salah satu tanaman yang bisa dijadikan obat tradisonal yakni Daun Jarak.

Daun jarak sudah terbukti menyembuhkan beragam penyakit pada manusia, termasuk diare pada bayi.

Satu manfaat daun jarak yakni mengobati diare pada bayi.

Daun jarak bisa dijadikan sebagai tanaman obat keluarga.

Tanaman dengan ciri khas daun lebar serta batang yang berongga ini, dikenal memiliki banyak manfaat untuk kesehatan manusia.

Untuk dimanfaatkan sebagai tanaman obat, bagian dari tanaman jarak yang dimanfaatkan adalah, daun, buah, biji, dan akarnya.

Sebelum  bahas manfaat daun jarak untuk diare bayi, ada berbagai penyebab diare pada bayi harus diketahui.

Dikutip dari Alodokter diare pada bayi bisa disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya:

Gastroenteritis dan infeksi usus akibat virus, bakteri, dan parasit
Keracunan makanan, khususnya pada bayi yang sudah mengonsumsi MPASI
Terlalu banyak mengonsumsi jus buah
Alergi terhadap makanan atau obat-obatan tertentu
Intoleransi susu sapi
Bayi yang sudah mulai mengonsumsi MPASI dan sedang mengalami diare, disarankan untuk menghindari makanan berminyak, berserat tinggi, mengandung banyak gula, dan susu sapi.

Hal ini karena jenis makanan dan minuman tersebut dapat memperburuk gejala diare pada bayi.

Mengenal arti tekstur dan warna tinja bayi

Tanda dan gejala utama bayi diare adalah buang air besar lebih sering dengan tekstur tinja encer atau mencret.

Oleh karena itu, Bunda dapat mendeteksi diare pada Si Kecil dengan melihat perubahan tekstur dan warna tinjanya.

Namun, walau tidak terkena diare, bayi yang mengonsumsi ASI terkadang juga dapat menghasilkan tinja yang lebih cair.

Dengan demikian, Bunda perlu berhati-hati dalam membedakan tinja pada bayi diare dan bayi yang mengonsumsi ASI.

Sementara itu, tinja yang berbentuk bulatan kecil dan keras dapat menjadi pertanda bayi mengalami konstipasi.

Berikut ini adalah arti warna tinja yang dapat menjadi panduan Bunda untuk mendeteksi kondisi kesehatan Si Kecil:

Hijau kehitaman atau disebut juga mekonium merupakan tinja yang muncul ketika bayi baru lahir.

Cokelat muda atau cokelat kekuningan merupakan warna tinja bayi yang mengonsumsi susu formula.

Hijau kecokelatan merupakan warna tinja yang umum pada bayi berusia sekitar 5 hari.

Kuning kehijauan merupakan warna tinja bayi yang setelah lahir mengonsumsi ASI.

Cokelat pekat merupakan warna tinja bayi yang sudah mengonsumsi makanan padat.

Warna dan tekstur tinja bayi pun akan berubah seiring bertambahnya usia dan jenis makanan yang dikonsumsi.

Memerhatikan gejala dan dampak diare pada bayi

Bila Si Kecil masih berusia di bawah 6 bulan dan mengalami diare, sebaiknya segera periksakan ke dokter, terutama jika ia menunjukkan beberapa tanda dan gejala berikut ini:

Muntah-muntah
Lesu
Tinja berwarna hitam atau putih
BAB berdarah atau bernanah
Rewel dan tampak kesakitan
Demam
Tidak mau menyusu
Diare bisa menyebabkan tubuh bayi banyak kehilangan cairan dan elektrolit, sehingga dapat memicu dehidrasi.
Jika terlambat ditangani, kondisi ini bisa membahayakan nyawa bayi.
Oleh karena itu, Bunda perlu lebih waspada dan segera membawa Si Kecil ke dokter jika ia mengalami diare beserta tanda dan gejala dehidrasi pada bayi berikut ini:

Mulut kering
Tidak mengeluarkan air mata saat menangis
Buang air kecil lebih sedikit dari biasanya atau justru tidak berkemih sama sekali
Kulit terlihat lebih kering
Terlihat sangat lemas dan sering mengantuk
Cara mengobati dan mencegah diare pada bayi

Diare yang disebabkan oleh infeksi virus dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari.

Namun, bayi tetap perlu mendapatkan asupan cairan dan nutrisi yang cukup selama diare.

Berikut ini adalah beberapa langkah penanganan diare pada bayi yang dapat Anda lakukan di rumah:

1. Memberikan ASI dan cairan elektrolit

Bayi berusia di bawah 6 bulan yang mengalami diare dapat diatasi dengan pemberian ASI lebih sering.

Hal ini karena ASI mengandung nutrisi yang diperlukan untuk menggantikan cairan dan nutrisi yang hilang selama BAB.

Selain itu, ASI juga mengandung antibodi yang dapat membantu bayi melawan bakteri atau virus penyebab diare.

Pada bayi berusia di atas 6 bulan, pemberian ASI boleh dilanjutkan sambil diselingi pemberian cairan rehidrasi oral, seperti oralit atau air tajin, setiap kali ia BAB dan muntah.

2. Memberikan suplemen zinc

Suplemen zinc dapat diberikan untuk mengatasi diare pada balita.

Menurut WHO dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bayi yang mengalami diare akut dapat diberikan suplemen zinc selama 10–14 hari.

Dosis pemberian suplemen zinc pada bayi berusia di bawah 6 bulan adalah sekitar 10 mg per hari, sedangkan pada balita 20 mg per hari.

Untuk menentukan dosis dan cara pemberian suplemen yang benar, Bunda bisa berkonsultasi ke dokter anak.

3. Memberikan probiotik

Beberapa riset menunjukkan bahwa pemberian probiotik bisa mendukung proses penyembuhan dan mempercepat pemulihan bayi yang mengalami diare.

Oleh karena itu, Bunda dapat memberikan Si Kecil suplemen atau makanan yang mengandung probiotik saat ia terkena diare.

Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati.

Oleh karena itu, Bunda perlu melakukan tindakan pencegahan diare pada bayi dengan beberapa cara berikut ini:

Mencuci tangan sebelum menyiapkan susu dan makanan bayi serta setelah mengganti popoknya
Mencuci tangan Si Kecil, terutama setelah ia bermain, menyentuh benda kotor, atau setelah buang air kecil dan buang air besar
Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar, termasuk mainan dan benda lain yang sering disentuh Si Kecil
Memberikan ASI eksklusif secara rutin
Memastikan kebersihan dan kesterilan botol susu atau peralatan MPASI yang digunakan
Kapan diare pada bayi perlu ditangani oleh dokter?

Diare pada bayi dan anak-anak tidak selalu membutuhkan antibiotik.

Pemberian obat antibiotik hanya ditujukan pada kasus diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri.

Oleh karena itu, penggunaan antibiotik untuk menangani diare pada bayi perlu dikonsultasikan ke dokter anak terlebih dahulu.

Jika diare yang dialami bayi cukup berat hingga membuatnya kehilangan banyak cairan atau dehidrasi, penanganan langsung oleh dokter perlu segera dilakukan.

Untuk menangani diare pada bayi, dokter dapat memberikan cairan infus guna menggantikan cairan tubuh yang hilang karena diare sekaligus mengatasi dehidrasi pada bayi.

Bila diare yang dialami Si Kecil tak kunjung sembuh dalam waktu 2 hari atau kondisinya semakin parah, segera bawa ia ke dokter anak agar pengobatan yang tepat dapat dilakukan.

Hal ini penting dilakukan untuk mencegah komplikasi diare pada bayi yang berbahaya, seperti dehidrasi dan syok.

Dikutip dari sumber lain:

Diare pada bayi merupakan salah satu penyakit yang sering dialami oleh bayi.

Walaupun kelihatannya ringat, tetapi juka tidak diatasi dengan cepat, diare bisa merenggut nyawa anak Moms.

SAGEJournals menjelaskan bahwa diare akut merupakan penyakit yang menyebabkan kematian pada anak-anak di negara yang kurang sumber dayanya terbatas.

Masalah bayi yang satu ini dapat diatasi dengan daun jarak.

Cara menggunakannya cukup mudah, Moms hanya perlu memanggang daun jarak yang sudak diolesi minyak kelapa.

Selanjutnya tempelkan ke perut bayi.

Lakukan secara rutin hingga diare bayi berkurang dan sembuh.

Manfaat untuk Bayi Akibat buang air, berat badan bayi akan mudah menyusut.

Dokter biasanya akan mengobservasi mengapa bayi jatuh sakit, apakah mungkin akibat makanan atau minuman yang dikonsumsi sang ibu, cuaca dingin, atau sebab lain.

Secara empiris, balita yang sakit mencret dapat disembuhkan dengan daun jarak pagar.

Caranya, petiklah tiga lembar daun jarak, terutama yang masih hijau dan segar.

Olesi daun jarak itu dengan minyak kelapa secara merata di bagian atasnya.

Setelah itu, panggang di atas kompor selama beberapa detik hingga tampak layu.

Tempelkan daun jarak tersebut di perut bayi, tentunya setelah daun terasa hangat.

Tiga lembar daun itu sebaiknya ditaruh melebar, sehingga bisa menutupi seluruh bagian perut bayi.

Sinse David mengingatkan, jangan lupa untuk membedong atau membalut perut bayi memakai kain.

Setelah beberapa menit, lebih baik lagi jika bayi sudah terbangun dari tidur pulas, bukalah bedong tersebut.

Biasanya daun jarak tadi sudah mengering, dan bisa dibuang.

Berita Terkini