Mukhtar Tompo

Lama Tak Muncul di Publik, Mantan Legislator DPR RI Mukhtar Tompo Kini Selesaikan S2 di Dua Kampus

Editor: Muh Hasim Arfah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

mantan legislator DPR RI, Mukhtar Tompo menyelesaikan pendidikan strata dua di Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar.

Selanjutnya, ia bergabung di Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) saat bersekolah di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Sibatua Pangkep. Saat mahasiswa, kegemarannya berorganisasi, ia salurkan melalui Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), dan merintis organisasi nasional Ikatan Mahasiswa Muslim Psikologi Indonesia (IMAMUPSI).

Setelah sarjana, Mukhtar merintis industri gula merah dari pohon lontara.

Ia memberdayakan ribuan petani lontara agar memproduksi nira Lontara menjadi gula merah.

Sebelumnya nira tersebut lebih banyak dijadikan Ballo.

Kesuksesan memberdayakan masyarakat inilah yang menjadi pintu kesuksesannya melenggang ke DPRD Sulsel (2009-2014).

Di tempat inilah, Mukhtar menunjukkan talentanya sebagai Wakil Rakyat. Sikap kritisnya membuat banyak dinas tak berani berbuat curang. Konstituen dirawatnya dengan setia.

Baca juga: Mukhtar Tompo Ajak Legislator dan Senator Bantu Penanganan Virus Corona

Kiprah di Senayan

Sebelum berkiprah sebagai legislator DPR RI, Mukhtar sempat menjadi Staf Khusus Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Yuddy Chrisnandi.

Di Kementerian ini, ia banyak memberikan masukan bagi sang Menteri tentang pentingnya keberpihakan bagi para guru honorer dan petugas kesehatan kontrak di daerah terpencil.

Keberpihakan dalam wujud pengangkatan sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).

Pada periode 2014-2019, ia duduk sebagai Anggota DPR RI di Komisi VII yang membidangi Energi dan Sumber Daya Mineral, serta Riset dan Teknologi.

Di Komisi inilah, Mukhtar memberikan kontribusi signifikan bagi masyarakat Sulsel.

Tercatat, ia turut memperjuangan Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Bayu atau PLTB di Jeneponto.

Ia pula yang mendorong eksplorasi migas di Blok Karaengta Jeneponto.

Peristiwa yang membuat Mukhtar disorot banyak media nasional, maupun media di luar negeri, saat ia kerap bersuara lantang terhadap PT Freeport di Papua.

Halaman
123

Berita Terkini