TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Bertepatan Hari Ulang Tahun ke-76 Proklamasi Kemerdekaan, program #KataNone genap jadi episode ke-100.
Irman Yasin Limpo sudah 100 kali menanyangkan program ngobrol bersama para UMKM di Kota Makassar.
None, sapaan, bercerita, program itu berawal dari keinginan mengisi waktu di masa PSBB pada awal pandemi covid-19 lalu.
Tak disangka, bermula iseng-iseng program #KataNone rupanya sangat berefek bagi pedagang burasa' ataupun pedagang peyek.
Produk mereka akhirnya dikenal luas masyarakat. Bahkan mereka kebanjiran pesanan.
Atas dasar itu None akhirnya konsisten menggarap program tersebut untuk membantu para UMKM.
Berikut petikan wawancara eksklusifnya dengan News Director Tribun Network Feby Mahendra Putra, Selasa (17/8/2021) kemarin.
Setelah 100 episode ke depan mau apa?
Saya berharap ada peningkatan kualitas tidak hanya memperkenalkan UMKM tapi coba jadi 'Golden Bridge' atau jembatan emas.
Minimal kita buat komunitas sama di antara UMKM difasilitasi #KataNone atau Tribun, mereka bagikan pengalaman mereka.
Mereka langsung bagi apa yang mereka rasakan, bagi UMKM lain hal itu mendorong sesama mereka untuk tingkatkan produksi lebih baik.
Kalau modal lalu difasilitasi pemerintah, LSM, yang untung pemerintah dan LSM, di antara mereka yang alami.
Kalau misalnya di antara mereka ada yang jatuh, sesama mereka yang akan membantu karena mereka takut alami hal sama.
Saya pikir ini langkah bagus, mudah-mudahan 100 episode ke depan lahirkan itu kualitas dan dorong pemerintah lahirkan regulasi daerah bahwa harus ada pemisahan market dan retail besar, tidak usah soal perbankan karena itu jual uang, mereka pasti mau untung.
Tapi kalau pemerintah buat regulasi buat tax holiday atau ada kebebasan atau batasi retail besar, saya pikir akan hidup UMKM kita.
Laporan Kontributor TribunMakassar.com @bungari95